Upaya Memerangi Gelombang Baru Islamofobia di Dunia Barat
Poster Film Muhammad, The Messenger of God--google.com
BACA JUGA:Miliki Potenisi, Menparekraf Kunjungi Destinasi Wisata Budaya di Singkawang
Sebelumnya, Nabi Muhammad juga pernah diwujdkan dalam buku serta kartun.
Itu pun selalu membuat marah umat Muslim.
Kartun yang dipublikasikan di surat kabar Denmark pada 2005 menimbulkan protes yang mengakibatkan banyak orang meninggal, penyerangan ke kedutaan, serta pemboikotan.
Kemudian gambar satire majalah Perancis, Charlie Hebdo diikuti penembakan oleh militan Islam yang akhirnya menewaskan sekitar 12 orang di kantornya.
Pemimpin Iran bahkan pernah mengeluarkan fatwa bagi umat Muslim untuk membunuh penulis Salman Rushdie pada 1988, karena menulis The Satanic Verses.
Novel itu dianggap menghina Nabi Muhammad dan Islam.
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Wisata dan Budaya, Kemenparekraf Akan Gelar Kharisma Event Nusantara 2023
Namun film Muhammad, The Messenger of God sama sekali tidak memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad SAW, karena hal itu sangat terlarang dalam ajaran Islam, melainkan hanya menunjukkan sedikit bagian tangan saat masih bayi, atau bayangan saja.
Majidi mengharapkan dengan film ini orang-orang yang sebelumnya sulit untuk mendapat gambaran sifat welas asih dan kasih sayang yang sebenarnya dari Muhammad SAW serta ajaran Islam, mendapatkan pencerahan.
Seperti diketahui propaganda Barat banyak menggambarkan Islam sebagai agama kejam, haus darah dan garang, padahal sejatinya tidak demikian.
BACA JUGA:Wujudkan Pagar Alam Sebagai Kota Wisata Berbasis Budaya dan Alam
Belum layak ditunggu: Hasil akhirnya sesuatu yang lebih mirip dengan film Hollywood tahun 1950-an daripada film Darren Aronofsky baru-baru ini ‘Noah’ atau film Majidi sebelumnya.
Meskipun banyak film Majidi sebelumnya ditangani dengan kemurnian spiritual dan mengangkat soal agama, film ‘Muhammad, Rasul Allah’ terasa kaku dan canggung, terbebani oleh subyek beratnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: