Mendaki 'The Nymph of Mountain' atawa Gunung Bidadari

Mendaki 'The Nymph of Mountain' atawa Gunung Bidadari

Kawah Danau di puncak Merapi-Dempo yang bisa berubah-ubah warna.--BVpagaralampos

Padang rumput itu belum memiliki equipment mountaineering, sehingga kalau badai datang benar-benar tidak ada tempat berlindung. 

BACA JUGA:10 Destinasi Wisata di Kabupaten Merangin Terbaru  

Di luar rasa khawatir dan cuaca dingin menggigit, Dempo memang tepat dijuluki The Nymph of Mountain.

Soalnya jantung berdebar dan bibir kelu gemetar dibuatnya seolah-olah dilanda gejala ketagihan. 

Di depan, punggungan Merapi melengkung terjal. 

Para pendaki biasanya akan mendaki ke puncak Merapi pagi hari, menjejak naik ke ketinggian 3174 mdpl. 

BACA JUGA:Wajib Dikunjungi! 8 Tempat Wisata Terpopuler di Baturaja

Bertanya-tanya dalam hati, apa warna kawahnya yang selalu berubah-ubah itu? 

Terkadang berwarna hijau dengan sedikit noktah putih, atau abu-abu, putih.

Dan yang paling indah adalah ketika kawah telaga Merapi berwarna biru. 

Setelah puas menyaksikan kaldera, para pendaki biasanya beriringan turun sebelum smog, kabut yang dapat menutup pandangan di puncak ketika lewat tengah hari. 

BACA JUGA:Legenda di Kawasan Bukit Besar Kabupaten Lahat, Pendaki Wajib Tahu!

Batang kayu tumbuhan perdu menyambut di seluas tubuh Merapi. 

Ada sebuah cerita yang melegenda. Konon ada pemukiman penduduk yang raib di gunung Dempo. 

Pemimpinnya bernama Puyang Raje Nyawe (Raja Nyawa). Pemukiman itu disebut Kampung Silam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: