‘Gunung Bidadari’ dengan Trekking Ekstrem

‘Gunung Bidadari’ dengan Trekking Ekstrem

Para Pendaki memulai petualangan dari trek menuju Pintu Rimba Dempo. --gustipagaralampos

Sedangkan rute bukit timur di Jarai, kebanyakan dilalui pendaki tradisional mencari sarang burung atau berburu dan berladang di kaki gunung. 

Pintu Rimba pertama –yang jalurnya dibuka sejak tahun 1972– terletak pada ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut.

Berada di sebelah Barat Afdeling IV, atau lebih dikenal dengan sebutan Kampung IV, setelah dibangunnya perumahan sederhana di sana. 

BACA JUGA:7 Wisata Kuliner di Kerinci yang Terkenal, Wajib Dicoba!

Perumahan itu sendiri dibangun bertahap, dari tahun 1994. 

Sebenarnya diperuntukkan bagi karyawan, atau lebih tepatnya pemetik teh yang telah berkeluarga. 

Pintu rimba kedua –jalurnya dibuka sejak 1996, diresmikan pada 2004, bersamaan dengan pelaksanaan PON– berada di ketinggian 1800 mdpl. 

Lebih dikenal dengan sebutan ’Puncak Rimau’. Untuk sementara, hingga waktu yang tidak ditentukan, pintu masuk ke jalur pendakian Puncak Rimau diturup umum, pascakebakaran September 2015 lalu. 

Jalur Rimau kini dikhususkan sebagai jalur evakuasi jika terjadi musibah dalam pendakian.  

BACA JUGA:10 Destinasi Wisata di Kabupaten Merangin Terbaru

Sebenarnya masih ada beberapa lagi ’jalur siluman’ yang dapat dilalui sebagai alternatif menuju puncak gunung bidadari itu. 

Seperti Jabal (Jalur Barat Laut, red) dan Bukit Timur, Jarai. 

Namun jalur-jalur pendakian tersebut jarang digunakan oleh pegiat alam bebas yang akan mendaki gunung Dempo. 

Pernah Terbakar: Terbakarnya hutan hujan tropis Sumatera sebagai salahsatu kawasan vital paru-paru dunia dan habitat phantera tigris sumatrae, sejenis harimau yang populasinya telah langka.

Juga keberadaan orangutan dan siamang yang kini kian jarang terdengar ‘dengkingnya’.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: