Biaya liburan ke Kota Pagaralam, Tidak Bikin Kantong Kering!
Biaya liburan ke Kota Pagaralam, Tidak Bikin Kantong Kering!--
Kebiasaan traveling yang makan hanya ketika lapar, ternyata, tetap berlaku, meskipun sekarang saya rajin bikin konten kuliner. Kalau sudah jalan-jalan, mengunjungi satu tempat ke tempat lain, nggak kepikiran jajan, apalagi sudah sarapan di guesthouse, dan membawa sedikit bekal di tas.
Itulah yang terjadi selama saya di Pagar Alam. Mencari makanan tidaklah sulit, karena lokasi penginapan saya di daerah pasar. Lalu pada malam hari ada angkringan yang menjual berbagai makanan. Alhasil, tidak ada kuliner lokal khas Pagar Alam yang saya cicip.
BACA JUGA:15 Rekomendasi Tempat Wisata di Palembang yang Wajib Dikunjungi!
Katanya, sih, selain masakan khas Sumatra Selatan, seperti pindang, pempek, dan sejenisnya itu, Pagar Alam terkenal dengan ikan kuah kuning yang bisa ditemui di rumah-rumah makan. Entah kenapa, seharian eksplorasi Pagar Alam, saya tidak punya niatan masuk warung nasi. Jajannya cuma pas di Bukit Rimau dan di sekitaran penginapan.
Mungkin, perlu tambah satu hari lagi, nih, khusus untuk hunting kuliner. Kapan, ya, ke sana lagi?
Alasan mudah mencari makan ini jugalah yang menjadi pertimbangan saya lebih memilih bermalam di pusat kota, dibandingkan di daerah sekitar gunung. Bisa, sih, mau pindah hotel, misalnya, semalam di kota, semalam di sekitar kebun teh, tapi ribet, aah.
BACA JUGA:8 Destinasi Wisata Religi di Palembang yang Wajib Dikunjungi
Keliling Kota
Sayangnya, saya cuma punya waktu sehari untuk berkeliling Kota Pagar Alam. Otomatis, tujuan utamanya cuma Bukit Rimau dengan ikon tulisan PAGAR ALAM raksasa itu.
Ke sanalah tujuan utama saya. Setelah sarapan dan mendapatkan motor sewaan, saya bergegas ke sana. Sungguh mudah rutenya. Puncak Gunung Dempo yang terkadang tertutup awan berdiri kokoh di depan mata, seolah menjadi petunjuk jalan.
Jalurnya memang menanjak dan berliku, tapi kondisi jalan yang mulus, tidak akan menyulitkan pengunjung. Saya salah ambil jalan waktu itu, sehingga bertemu jalan berbatu. Untunglah ujungnya tetap sama, meskipun tidak berpapasan dengan satu orang pun, kecuali para pemetik teh.
Pulangnya saya mengikuti jalan beraspal dengan garis putih di tengah. Tidak ketemu lagi, tuh, jalan rusak, bahkan berpapasan dan berbarengan dengan banyak pengunjung.
BACA JUGA:10 Tempat Wisata di Sumatera Selatan yang Wajib Dikunjungi
Pokoknya, kalau yang baru pertama ke Pagar Alam dan mau ke Bukit Rimau atau Tugu Rimau, ikuti saja jalan beraspal. Begitu di pertigaan, lihatlah petunjuk jalan, dan pilihlah Jl. Rimau. Saya baru tahu ini ketika jalan mengarah pulang. Hehehe…
Tapi, ya, meskipun naiknya sendirian di jalan rusak. Nggak ada takut-takutnya, tuh. Maksudnya khawatir sama orang jahat. Mungkin karena hati riang, dan bisa bebas berhenti mau foto-foto di spot manapun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: