“Mbubus Tebat” Tradisi Besemah Warisan Leluhur

“Mbubus Tebat” Tradisi Besemah Warisan Leluhur

Ratusan Warga berbondong-bondong menangkap ikan di danau desa Bantunan-Foto : Refdinal-

PAGARALAMPOS, Pajar Bulan – Desa Bantunan Kecamatan Pajar Bulan dipadati oleh ratusan warga yang bersiap-siap dengan Jaring,ember, Alat tradisional ‘Saok’  hingga menggunakan tangan Kosong, untuk mengangkap ikan di danau besar yang dikeringkan dengan kesepakatan warga setempat, Tradisi ini Disebut Mbubus Tebat.

Acara Mbubus tebat ini dalam rangka memanen ikan yang dalam hitungan dan kesepakatan masyarakat di Desa atau dusun yang sudah cukup waktunya, biasanya Mbubus tebat di sandingkan dengan acara 17-an dalam di bulan Agustus.

BACA JUGA: Cek Disini! Peraturan Baru BPJS Kesehatan bagi Ibu Hamil

Kegiatan yang biasanya dilakukan 1 tahun  sekali ini, merupakan tradisi dari leluhur untuk mensyukuri karunia Tuhan dalam hal sebagai kebutuhan pangan, dan salah satu bentuk kebersamaan dalam suatu desa/dusun membantu sanak saudara dalam ketahanan pangan.

 Kegiatan ini juga bentuk konservasi tradisional atau kearifan lokal dalam menjalani kesepakatan mematuhi aturan menjaga sumber daya alam dengan melarang mengambil ikan dalam tebat dalam jangka waktu tertentu.

Namun, uniknya disini masyarakat diperbolehkan memancing untuk keperluan sehari hari secukupnya, Jenis Ikan yang biasa didapatkan adalah ikan mujahir, ikan Mas dan udang. 

BACA JUGA:Partai Gerindra Mempunyai Figur Seorang Prabowo

“Acara Mbubus Tebat merupakan warisan leluhur/ Puyang yang sangat bagus dan bermanfaat sekali sebagai bentuk kearifan lokal  mengelola sumber daya alam, menjaga ketahanan pangan, menjaga persatuan dan kekompakan, hingga melatih warga untuk saling menghormati dan mentaati aturan” Ujar Refdinal salah satu pengunjung.

BACA JUGA:Simak Kabupaten di Sumatra Selatan dengan tingkat Penduduk Cerai Hidup tertinggi

Warga yang ikut merupakan warga dusun Bantunan dan sekitarnya bahkan ada juga dari Pagar Alam, yang berjumlah sekitar 500-an orang, cukup banyak yang menyaksikan acara mbubus tebat ini.

Tambah Refdinal, “Alangkah bagusnya Mbubus tebat ini dilakukan dalam 2 tahun sekali sebagai potensi wisata tradisi dengan  pengelolaan acaranya semenarik mungkin sehingga bisa menghidupkan ekonomi kreatif masayarakat setempat.” Ucapnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: