Mitos-mitos Seputaran Tahun Baru Imlek yang Masih Banyak Dipercayai

Mitos-mitos Seputaran Tahun Baru Imlek yang Masih Banyak Dipercayai

Ilustrasi : Mitos-mitos imlek yang masih dipercayai etnis tionghoa-//Pexels/Angela Roma/-

BACA JUGA:Terpilih Jadi Ketua Dewan Pers 2022-2025, Ninik Rahayu Siap Emban Amanah

Selain untuk menjaga penampilan, membeli pakaian baru, sepatu baru dan mencukur rambut merupakan tradisi menjelang Imlek.

Pakaian baru yang dikenakan pada hari Imlek biasanya berwarna merah atau warna terang lainnya. Warga Tionghoa percaya pentingnya penampilan dan sikap baru yang optimis menghadapi masa depan. Harapannya, masa depan tetap terang dengan kemakmuran dan rejeki.

4. Melunasi atau Mengurangi Hutang

Hutang memang wajib dibayar. Namun, bagi warga Tionghoa membayar hutang juga memiliki makna tersendiri.

BACA JUGA:Benarkah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sulit Menembus 5 Persen di 2023? Yuk Cek Faktanya

Menjelang tahun baru, warga Tionghoa melunasi atau mengurangi jumlah hutang sebagai salah satu tradisi.

Harapannya, pada tahun selanjutnya tidak terbebani dengan hutang.

5. Pantang Makanan Bubur

Warga Tionghoa memiliki pantangan saat menyajikan dan memakan bubur ketika Imlek. Bubur dianggap sebagai simbol kemiskinan. 

BACA JUGA:Polisi Berhasil Ringkus 2 Pelaku Pencurian 46 Buah iPhone dari Toko Digimap Palembang Indah Mall

Pantangan lain berkaitan dengan makanan pada perayaan Imlek adalah membalik ikan. Ikan yang dihidangkan tidak boleh dibalik posisinya.

Jadi, kalaupun ingin mengambil daging pada sisi lain ikan, posisinya harus tetap dipertahankan.

Ikan itu juga tidak boleh habis, melainkan disisakan untuk acara makan keesokan harinya.

Ini melambangkan nilai surplus untuk tahun berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: