Jelang Pilpres 2024, Zeng Wei Jian Ingatkan Noel: Stop Bawa-bawa Nama Prabowo Bisa Ruwet Kalau Diteruskan

Jelang Pilpres 2024, Zeng Wei Jian Ingatkan Noel: Stop Bawa-bawa Nama Prabowo Bisa Ruwet Kalau Diteruskan

Politisi Partai Gerindra Zeng Wei Jian.-Zeng Wei Jian for Disway.id --disway.id -disway. id

 

JAKARTA, PAGARALAMPOS- Seharusnya Presiden Jokowi tidak lagi harus mengklarifikasi wacana-wacana liar yang hanya merugikannya jelang Pilpres 2024. Ini dikatakan Immanuel Ebenezer.

Wacana liar yang dimaksud Noel-sapaan akrab Immanuel Ebenezer terkait majunya Prabowo Subianto sebagai calon Presiden RI sementara Jokowi ditempatkan sebagai bakal calon wakil presiden.  “Sudah selayaknya Presiden memberi sanksi tegas kepada berutus bejat di sekelilingnya dengan mencopot mereka dari jabatannya, jika Presiden Jokowi ingin dikenang sebagai Presiden yang taat konstitusi dan menghargai demokrasi,” kata Noel.

BACA JUGA:Data KPM Bedasarkan Data Kemensos, 8.266 PKM Pagaralam Terima BST BBM

Nah, pernyataan Noel ini pun mendapat tanggapan dari Zeng Wei Jian, salah satu kader Partai Gerindra. “Noel Ebenezer ngga support Jokowi masuk bursa Cawapres. Sampai mendidih darah si Noel. Cieileh. Bawa nama Prabowo Subianto. Protes nada tinggi Noel minta Presiden sikat brutus istana. Maksudnya apa?” tandas Zeng Wei Jian kepada Disway.id, Senin 19 September 2022. Koko sapaan akrab Zeng Wei Jian mengatakan Partai Gerindra mengikat koalisi sepenuh hati dengan PKB maupun partai lainnya. 

“Ga ada format Paslon Prabowo-Jokowi. Joman Noel tidak paham itu. Jadi stop bawa-bawa nama Prabowo Subianto. Bisa ruwet bila diteruskan. Trust me, semua Kader Gerindra ga akan mundur menghadapi perang,” tandasnya.Dikatakannya, opini dan komentar seputar Cawapres Jokowi adalah dinamika demokrasi. Meski ada ada pihak yang menggunakan UUD 45 sebagai alat pelintir.

BACA JUGA:Refleksi 4 Tahun Kepemimpinan, Alpian : Kepala Daerah Tidak Punya Utang

“Jadi sah-sah saja bila ada reaksi kontra. Jangan mau menang sendiri. Ngerasa paling benar," pesannya.Ditambahkan Zeng Wei Jian, haters Jokowi dan kaum intolerans mengacaukan pengertian publik terhadap Pasal 7 dan 8 UUD 45.“Ya mereka main tabrak. Seenak udelnya,” imbuhnya. Dikatakan Zeng Wei Jian, praktisi hukum Hendarsam Marantoko telah meluruskan bahwa Pasal 7 UUD 45 adalah soal syarat mencalonkan diri sebagai Cawapres.Artinya konteks Pasal 8 ayat (1) adalah soal Wakil Presiden.

BACA JUGA:3.279 Non ASN Sudah Terdata, PNS Pagaralam Hanya 2.687 Orang

“Haters Jokowi ga bisa bedain Cawapres dan Wapres. Pasal tentang Wapres ngga bisa membatalkan pasal soal Cawapres. Begini aja mereka ga paham,” jelasnya.Zeng Wei Jian mengilustrasikan, bila Jusuf Kalla (JK) akan maju sebagai calon presiden termasuk SBY yang berkeinginan maju sebagai calon wakil presiden tidak ada masalah“JK mau nyapres ya bisa. Begitu pun dengan SBY yang maju Cawapres. Ga ada hambatan konstitusi. Landasannya Pasal 7 UUD 45,” tandasnya.“Setelah patah dan ketahuan ngibulnya soal konstitusi, Jokowi's haters angkat masalah

BACA JUGA:Wujudkan Pemerintah Good Governance, Auditor Miliki Peran Penting

etika. Padahal etika itu sifatnya relatif. Ga ada hukum yang atur soal etika. Ada-ada aja mereka nih,” timpalnya.Ditambahkannya, pengalaman Vladimir Putin, Ariel Sharon, FW de Klerk, dan Xanana Gusmao mestinya diperhatikan.“Ga ada masalah etika. Jabatan ga pengaruhi value manusia. Haters Jokowi jelas feodalistik. Ga compatible dengan dunia modern,” imbuh Zeng Wei Jian.“Jadi ga ada masalah konstitusional bila Mr Jokowi menjadi Cawapres-nya Gus Muhaimin, Airlangga, Puan, Ginanjar, Erick

Thohir, Prabowo Subianto, Mardigu Wowiek, Lieus Sungkharisma dan lain sebagainya,” kata dia.“Yang disebut etika oleh haters Jokowi ga lebih dari sekedar rasa takut. Takut kalah, takut proyek Pilpresnya berantakan, takut ga dapet duit,” timpalnya.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id