Pemkot PGA

Dibalik Nikmatnya Soto Kudus Ada Makna Toleransi Beragama dalam Tiap Mangkuknya

Dibalik Nikmatnya Soto Kudus Ada Makna Toleransi Beragama dalam Tiap Mangkuknya

Dibalik Nikmatnya Soto Kudus Ada Makna Toleransi Beragama dalam Tiap Mangkuknya--Net

PAGARALAMPOS.COM - Di balik kelezatan soto kudus, terkandung sejarah yang panjang yang melingkupinya.

Sejarah ini berkaitan dengan penyebaran agama Islam dan nilai toleransi antar umat beragama yang diperkenalkan oleh Sunan Kudus, Sayyid Ja’far Shadiq Azmatkhan.

Makanan soto kudus tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menyimpan sejarah yang kaya.

Terletak di bagian utara Pulau Jawa, Kabupaten Kudus memiliki posisi strategis karena berada di jalur lalu lintas yang menghubungkan kawasan timur seperti Pati, Juwana, Tayu, Rembang, Lasem, Demak, Blora, dan Purwodadi, serta wilayah barat seperti Mayong, Jepara, dan Bangsri menuju Semarang sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah.

BACA JUGA:Resep Soto Daging Madura Bikin Ketagihan! Simak Begini Resepnya

Awalnya, kota ini dikenal dengan nama Loram, yang hingga kini masih digunakan sebagai nama untuk Desa Loram.

Ada juga pendapat yang menyebut bahwa Kudus dulu disebut Tajug, karena banyaknya bangunan dengan atap arsitektur kuno yang berfungsi sebagai tempat suci bagi umat Hindu.

Pada era tersebut, populasi mayoritas di kota ini adalah pemeluk agama Hindu.

Agama Islam mulai datang ke Pulau Jawa melalui pedagang Muslim dan para mubaligh yang memasuki kawasan pelabuhan di pesisir utara Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah antara abad ke-13 hingga ke-15.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Soto Lamongan: Kuliner Legendaris dengan Cita Rasa Khas

Hal ini menyebabkan munculnya berbagai kerajaan Islam di Cirebon, Banten, Pajang, Mataram, dan Demak, seiring dengan hancurnya kerajaan Hindu Majapahit.

Proses penyebaran agama Islam di Jawa juga sangat dipengaruhi oleh peran Wali Songo, termasuk Ja’far Shadiq, yang lebih dikenal dengan nama Sunan Kudus.

Pada masa ini, nama Tajug berganti menjadi Kudus yang diambil dari istilah Arab Al-Quds yang berarti kesucian.

Dalam bahasa Jawa, pengucapan Quds berubah menjadi Kudus.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: