Mengenal Suku Kei: Asal Usul, Filosofi Hukum Adat Larvul Ngabal, dan Kearifan Bahari di Maluku Tenggara
Mengenal Suku Kei: Asal Usul, Filosofi Hukum Adat Larvul Ngabal, dan Kearifan Bahari di Maluku Tenggara-Foto: net -
Hoar Ngut Did – berkata jujur,
Ngifun Ngifun – menghormati sesama,
Der Hak Mewat – tidak mencuri,
Sasikir – menjaga kesucian diri,
Hawear Balwirin – menepati janji adat,
Ain Ni Ain – kita semua bersaudara.
Sistem adat ini menjadi landasan moral dan sosial dalam kehidupan sehari-hari, mengatur hubungan antarmanusia serta penyelesaian konflik dengan cara damai. Hingga kini, Larvul Ngabal masih dipatuhi dan berjalan berdampingan dengan hukum negara.
Kearifan Maritim
Sebagai masyarakat pesisir, Suku Kei dikenal memiliki tradisi maritim yang kuat. Kegiatan seperti memancing, berlayar, dan berdagang antarpulau sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sejak lama.
BACA JUGA:Manfaat Minum Teh Tawar bagi Kesehatan Tubuh: Minuman Sederhana dengan Segudang Khasiat!
Bagi masyarakat Kei, laut bukan hanya sumber penghidupan, tetapi juga memiliki makna spiritual. Mereka percaya bahwa laut harus dihormati dan dijaga keseimbangannya.
Hal ini tercermin dalam tradisi adat yang melarang penangkapan ikan di wilayah tertentu pada waktu-waktu tertentu—sebuah bentuk konservasi tradisional yang menjaga kelestarian ekosistem laut.
Bahasa dan Tradisi Lisan
Bahasa Kei digunakan dalam berbagai kegiatan adat dan masih diajarkan secara turun-temurun. Selain itu, sastra lisan seperti syair, legenda, dan cerita rakyat juga masih hidup di tengah masyarakat.
Kisah-kisah tersebut mengandung nilai moral dan sejarah leluhur yang memperkuat rasa kebersamaan antaranggota suku.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
