Mengenal Suku Kei: Asal Usul, Filosofi Hukum Adat Larvul Ngabal, dan Kearifan Bahari di Maluku Tenggara

PAGARALAMPOS.COM - Di bagian tenggara Kepulauan Maluku, tepatnya di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual, terdapat kelompok etnis yang dikenal sebagai Suku Kei atau Suku Evav.

Suku ini merupakan salah satu komunitas asli Indonesia yang memiliki kekayaan budaya, adat istiadat, dan tradisi bahari yang masih terjaga hingga kini.

Keberadaan masyarakat Kei tidak hanya penting bagi kehidupan sosial di daerah tersebut, tetapi juga menjadi bagian berharga dari keragaman budaya Nusantara.

Asal Usul dan Persebaran

Berdasarkan cerita tutur yang diwariskan secara turun-temurun, nenek moyang Suku Kei diyakini berasal dari wilayah barat Nusantara—ada yang menyebut Bali atau daerah sekitarnya—kemudian bermigrasi ke kawasan Maluku Tenggara sekitar abad ke-13 hingga ke-15.

BACA JUGA:Labu Air dan Kesehatan: 7 Keunggulan yang Wajib Kamu Tahu

Perpindahan ini terjadi karena faktor perdagangan rempah-rempah, konflik antarkerajaan, hingga pencarian tempat hidup yang lebih aman dan subur.

Setibanya di Kepulauan Kei, para pendatang berinteraksi dan berbaur dengan masyarakat asli yang telah lebih dahulu mendiami wilayah tersebut.

Proses percampuran budaya dan sosial inilah yang kemudian membentuk identitas baru bernama Suku Kei, yang kini tersebar di Pulau Kei Kecil, Kei Besar, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Struktur Sosial dan Hukum Adat Larvul Ngabal

Warisan paling berharga dari Suku Kei adalah Larvul Ngabal, sistem hukum adat yang mengatur tatanan hidup masyarakat.

Istilah ini berasal dari kata larvul (darah merah) dan ngabal (tombak), yang melambangkan keberanian, kejujuran, dan kehormatan.

Larvul Ngabal memiliki enam prinsip utama yang menjadi pedoman hidup masyarakat Kei, yaitu:

BACA JUGA:Ini 5 Manfaat Bunga Kitolod bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui, Nomor 3 Bikin Tak Terduga!

Sumber: