PAGARALAMPOS.COM - Candi Merak merupakan salah satu situs bersejarah yang menyimpan jejak peradaban Hindu di Jawa Tengah.
Terletak di Desa Candisari, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Klaten, candi ini memiliki daya tarik tersendiri meski tidak sepopuler Candi Prambanan atau Borobudur, terutama karena bentuknya yang unik dan nilai sejarahnya.
Asal-usul dan Penemuan
Nama Candi Merak diambil dari burung merak yang dahulu sering terlihat di sekitar lokasi. Candi ini kembali ditemukan oleh warga pada tahun 1925 saat membuka lahan, ketika sebagian besar bangunan masih tertimbun tanah dan semak belukar.
Hasil penelitian arkeolog menunjukkan bahwa candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dengan corak Hindu. Pemugaran pertama dilakukan antara tahun 1927–1930 oleh Dinas Purbakala dengan perhatian khusus terhadap bagian candi yang rusak.
Seiring waktu, bentuk asli candi mulai terlihat, menyerupai candi-candi Hindu lainnya di wilayah Jawa Tengah.
BACA JUGA:Manfaat Daging Kelinci bagi Kesehatan: Sumber Protein Rendah Lemak yang Kaya Nutrisi!
Arsitektur dan Struktur
Candi Merak memiliki struktur sederhana namun sarat makna. Bangunan utamanya berdiri di atas batur (pondasi batu andesit) dan menghadap ke timur, sesuai tradisi Hindu yang melambangkan kelahiran dan kehidupan baru.
Bagian kaki candi dihiasi relief sederhana dengan motif tumbuhan dan sulur, sementara dinding utama menampilkan lekukan khas arsitektur Mataram Kuno yang dipengaruhi Hindu-Siwa. Pintu masuk utama mengarah ke garbhagriha (bilik suci) tempat arca dewa dahulu disimpan.
Meskipun arca utama tidak utuh lagi, dugaan para peneliti menunjukkan bahwa arca yang ditempatkan di bilik tersebut adalah Siwa Mahadewa, berdasarkan temuan fragmen arca dan lingga-yoni di sekitar candi.
Hal ini menegaskan peran Candi Merak sebagai tempat pemujaan umat Hindu aliran Siwa.
BACA JUGA: Kegunaan Cacing Tanah dan Manfaatnya untuk Kesehatan serta Lingkungan!
Fungsi Keagamaan
Candi Merak dulunya berfungsi sebagai pusat ibadah dan kegiatan keagamaan. Para pendeta dan umat Hindu melakukan upacara untuk memuja Dewa Siwa, dengan lingga dan yoni sebagai simbol kesuburan dan keseimbangan alam. Selain itu, candi juga digunakan sebagai tempat meditasi dan persembahan oleh para resi, berkat lokasi yang tenang di daerah perbukitan.