PAGARALAMPOS.COM - Di antara perbukitan hijau di bagian timur Yogyakarta, berdiri megah sebuah kompleks candi yang dikenal dengan nama Candi Ijo.
Candi ini tidak hanya menyimpan nilai sejarah tinggi, tetapi juga menawarkan keindahan alam yang memukau.
Letaknya yang berada di ketinggian sekitar 375 meter di atas permukaan laut menjadikan Candi Ijo sebagai candi tertinggi di wilayah Yogyakarta, dengan pemandangan menawan ke arah pesisir selatan dan Bandara Yogyakarta International di kejauhan.
Asal Usul dan Penamaan Candi Ijo
BACA JUGA:Mengetahui Sejarah Menarik Gunung Dempo, Sumatera Selatan!
Nama “Candi Ijo” berasal dari lokasi berdirinya, yaitu di Bukit Gumuk Ijo, yang dalam bahasa Jawa berarti “bukit hijau”.
Warna hijau yang mendominasi vegetasi di sekitar kawasan tersebut membuat masyarakat setempat menamainya demikian.
Diperkirakan, Candi Ijo dibangun pada abad ke-9 hingga ke-10 Masehi, pada masa Kerajaan Medang (Mataram Kuno) yang berkuasa di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa kompleks Candi Ijo dibangun pada masa yang sama dengan beberapa candi Hindu lainnya seperti Candi Prambanan, Candi Sambisari, dan Candi Barong.
BACA JUGA:Sejarah Suku Paser: Asal Usul, Budaya, dan Perkembangannya di Kalimantan Timur!
Hal ini terlihat dari gaya arsitektur serta ukiran relief yang khas dengan nuansa keagamaan Hindu.
Struktur dan Arsitektur Candi
Candi Ijo terdiri dari 17 bangunan yang tersebar di 11 teras bertingkat. Teras paling atas merupakan bagian utama tempat berdirinya candi induk dan tiga candi perwara (pendamping).
Teras-teras di bawahnya berfungsi sebagai area penunjang dan memiliki beberapa reruntuhan bangunan kecil.
Candi induk menghadap ke barat dan berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa, yang ditandai dengan adanya lingga dan yoni, simbol kesuburan dan keseimbangan kosmos dalam ajaran Hindu.