PAGARALAMPOS.COM - Gunung Inerie merupakan salah satu gunung berapi paling ikonik di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Dengan bentuknya yang menyerupai kerucut sempurna, gunung ini menjulang setinggi sekitar 2.245 meter di atas permukaan laut dan menjadi salah satu titik tertinggi di wilayah Kabupaten Ngada.
Dari kejauhan, Gunung Inerie tampak megah, seolah menjadi penjaga alam Bajawa dan desa-desa tradisional di sekitarnya.
Namun, di balik keindahannya, gunung
BACA JUGA:Sejarah Bukittinggi: Kota Perjuangan dan Warisan Budaya Minangkabau!
Asal-usul dan Arti Nama Inerie
Nama Inerie diyakini berasal dari bahasa daerah yang berarti “Ibu Besar” atau “Perempuan Agung”.
Sebutan ini melambangkan sosok keibuan dan pelindung bagi masyarakat di lereng gunung. Bagi suku-suku di sekitar Bajawa, Gunung Inerie bukan sekadar gunung berapi, tetapi juga simbol kehidupan dan kesuburan.
Masyarakat percaya bahwa gunung ini memberikan air, tanah subur, serta keseimbangan bagi kehidupan mereka.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Tari Jaipong: Simbol Energi dan Identitas Budaya Sunda!
Menurut kepercayaan lokal, Inerie merupakan tempat bersemayamnya roh leluhur yang menjaga alam dan manusia.
Penduduk desa adat Bena, Gurusina, dan Tololela, yang terletak di kaki gunung, sering melakukan ritual adat sebagai bentuk penghormatan kepada “Ine Nua” atau Ibu Bumi yang dipercaya mendiami gunung tersebut.
Hubungan spiritual ini masih terjaga hingga kini dan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Bajawa.
Jejak Geologi dan Letusan Gunung
BACA JUGA:Sejarah Tari Katrili: Jejak Akulturasi Budaya Eropa dan Nusantara di Nusa Tenggara Timur!