Selain itu, terdapat pula koleksi boneka dari mancanegara, antara lain dari Malaysia, Thailand, India, China, hingga Eropa.
Wayang kulit merupakan koleksi terbanyak, terutama dari Jawa dan Bali, yang menggambarkan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana.
Sementara wayang golek banyak berasal dari Jawa Barat dengan tokoh-tokoh seperti Cepot, Dawala, dan Gareng yang menjadi ikon masyarakat Sunda.
Tak hanya itu, museum ini juga menyimpan wayang kontemporeryang menggambarkan tokoh-tokoh modern seperti pahlawan nasional dan figur populer.
BACA JUGA:Sejarah Tari Bambu Gila: Warisan Mistis dari Tanah Maluku yang Penuh Makna Spiritual!
Selain wayang, museum ini juga memiliki berbagai perlengkapan pendukung seni pertunjukan wayang, seperti gamelan, topeng, lukisan bertema pewayangan, serta naskah-naskah kuno yang menjelaskan filosofi di balik pertunjukan wayang.
Nilai Filosofis dan Budaya
Kesenian wayang bukan hanya bentuk hiburan, tetapi juga sarana pendidikan moral dan spiritual bagi masyarakat.
Dalam setiap lakon wayang, terkandung pesan tentang kebaikan, keadilan, dan perjuangan melawan kejahatan.
BACA JUGA:Sejarah Istana Amantubillah: Jejak Kejayaan Kesultanan Mempawah di Kalimantan Barat!
Wayang juga menjadi media dakwah, terutama saat para wali seperti Sunan Kalijaga menggunakan wayang untuk menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang halus dan mudah diterima masyarakat.
Museum Wayang berperan besar dalam melestarikan nilai-nilai luhur tersebut.
Melalui koleksi dan pameran yang diadakan, pengunjung dapat memahami bagaimana wayang menjadi refleksi kehidupan manusia dan simbol hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta.
Kegiatan dan Peran Museum Saat Ini
BACA JUGA:Sejarah Perahu Kuno Punjulharjo: Bukti Kejayaan Maritim Nusantara dari Abad ke-8 Masehi!
Hingga kini, Museum Wayang tidak hanya menjadi tempat pameran, tetapi juga pusat edukasi dan kebudayaan.