Mengenal Sejarah Benteng Nassau: Jejak Kolonial di Ternate yang Tak Lekang Waktu

Rabu 15-10-2025,00:10 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Konflik ini mencerminkan perjuangan rakyat lokal melawan dominasi bangsa asing yang ingin menguasai hasil bumi mereka.

Namun, seiring waktu, VOC memindahkan pusat administrasi ke Benteng Oranje pada tahun 1609 karena Nassau dianggap terlalu kecil untuk menampung seluruh aktivitas pemerintahan.

Sejak saat itu, Benteng Nassau lebih difungsikan sebagai pos militer tambahan.

Kisah di Balik Nama dan Arsitektur

BACA JUGA:Sejarah Keraton Surakarta Hadiningrat: Warisan Kejayaan Mataram yang Abadi!

Dari segi arsitektur, Benteng Nassau menggambarkan gaya khas Eropa abad ke-17. Dindingnya terbuat dari batu karang dan bata merah yang disusun kokoh.

Struktur benteng berbentuk persegi panjang dengan bastion (menara penjaga) di setiap sudutnya, memungkinkan pasukan untuk mengawasi wilayah laut dan darat secara menyeluruh.

Nama “Nassau” juga memiliki makna simbolik. Bagi Belanda, benteng ini adalah pernyataan kekuasaan dan penguasaan atas jalur rempah di timur Indonesia.

Namun bagi masyarakat Ternate, benteng ini menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan yang menindas ekonomi dan kebebasan mereka.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Istana Kadriah: Warisan Kejayaan Kesultanan Pontianak!

Peralihan Kekuasaan dan Masa Suram

Setelah VOC bangkrut pada akhir abad ke-18, kekuasaan atas benteng ini berpindah ke tangan Pemerintah Hindia Belanda.

Selama masa itu, Nassau sempat difungsikan kembali sebagai pos pertahanan melawan serangan luar, namun pamornya semakin menurun seiring berjalannya waktu.

Ketika Jepang menduduki Indonesia pada masa Perang Dunia II, benteng ini sempat digunakan sebagai lokasi penyimpanan senjata dan logistik perang.

BACA JUGA:Sejarah Gunung Patah: Misteri Alam dan Legenda di Perbatasan Bengkulu–Sumatera Selatan!

Namun setelah kemerdekaan Indonesia, Benteng Nassau perlahan ditinggalkan dan dibiarkan terbengkalai.

Kategori :