Salah satunya adalah penelitian tentang Homo floresiensis (manusia purba Flores) yang ditemukan di Liang Bua, wilayah yang berdekatan dengan tanah Nage.
Kehidupan tradisional masyarakat Nage sering dikaitkan dengan cara hidup nenek moyang yang masih bertahan di tengah arus modernisasi.
Warisan dan Tantangan Masa Kini
BACA JUGA:Menyibak Rahasia Gua Purba dengan Lukisan Tangan Pertama Manusia
Hingga kini, Suku Nage tetap menjaga warisan leluhur mereka, baik melalui rumah adat, tarian, tenun, maupun ritual tradisional.
Namun, seperti banyak masyarakat adat lainnya, mereka juga menghadapi tantangan modernisasi.
Migrasi penduduk muda ke kota, perubahan pola pertanian, dan berkurangnya lahan adat menjadi isu yang perlu diperhatikan.
Meski demikian, kesadaran untuk melestarikan budaya semakin tumbuh. Pemerintah daerah bersama komunitas adat berupaya menjaga situs-situs budaya dan mempromosikan kampung adat sebagai destinasi wisata.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Rumah Adat Bubungan Lima Bengkulu, Pesona Arsitektur Tradisional yang Mengagumkan
Hal ini tidak hanya memperkenalkan kekayaan budaya Nage ke dunia luar, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.