BACA JUGA:Pemberontakan yang Mengancam Eksistensi Bangsa Indonesia: Sejarah yang Hampir Hilang
Tidak heran jika Bukit Moko juga dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil hasil bumi yang cukup penting bagi warga Bandung dan sekitarnya.
Fungsi Sosial dan Kultural
Selain sebagai lahan pertanian, Bukit Moko sejak dulu berperan sebagai tempat berkumpul. Masyarakat memanfaatkannya untuk kegiatan keagamaan, tradisi adat, hingga pertemuan komunitas.
Dalam beberapa kesempatan, warga sekitar masih mengadakan doa bersama di titik-titik tertentu di bukit ini, biasanya sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen.
Posisi bukit yang tinggi juga menjadikannya titik pandang strategis pada masa lalu, di mana masyarakat dapat mengamati wilayah sekitarnya, termasuk jalur menuju Kota Bandung.
BACA JUGA:Pulau Pandan: Surga Alam dengan Jejak Sejarah Belanda di Sumatera Barat
BACA JUGA: Jejak Peradaban Hindu di Sumatera Selatan: Sejarah dan Keunikan Candi Bumi Ayu
Dari Panorama ke Destinasi Wisata
Popularitas Bukit Moko mulai meningkat pada awal 2000-an, seiring perkembangan Bandung sebagai kota wisata.
Daya tarik utamanya adalah pemandangan matahari terbit di pagi hari dan gemerlap lampu kota pada malam hari. Karena keindahannya, banyak wisatawan menyebutnya sebagai “Puncak Bintang Bandung.”
Tak jauh dari puncak, terdapat hutan pinus yang kemudian dikembangkan menjadi kawasan wisata bernama Puncak Bintang.
Tempat ini menawarkan suasana alami, udara segar, serta area berkemah yang menjadi favorit keluarga dan wisatawan.
Warisan Budaya di Sekitar Bukit
Selain pemandangan indah, Bukit Moko juga menjadi wadah pelestarian budaya Sunda. Berbagai kesenian tradisional seperti karinding dan degung kerap ditampilkan oleh komunitas seni setempat. Pertunjukan biasanya digelar pada acara tertentu, baik festival budaya maupun kegiatan adat.
BACA JUGA:Sejarah Monumen Dharma Yudha Mandala: Jejak Perjuangan Rakyat Ende dalam Menjaga Keutuhan NKRI!