Restorasi besar-besaran dilakukan antara tahun 1897 hingga 1925, yang berhasil mengembalikan sebagian besar bentuk asli candi.
Setiap tahun, ribuan umat Buddha dari Indonesia maupun mancanegara berkumpul di sini untuk merayakan Waisak.
Tradisi ini menunjukkan bahwa Candi Mendut tetap hidup dalam memori kolektif dan praktik spiritual hingga era modern.
BACA JUGA:Ayo Ungkap Cerita Perang Dingin yang Mewarnai Sejarah Nusantara
Makna Filosofis
Selain nilai sejarah, Candi Mendut sarat dengan makna filosofis. Relief-relief yang menghiasi dindingnya mengajarkan pentingnya kebijaksanaan, kasih sayang, dan pengendalian diri.
Kisah-kisah binatang yang dipahat di sana tidak sekadar hiasan, melainkan perumpamaan yang mengandung pesan moral.
Arca-arca besar di dalamnya juga melambangkan prinsip utama dalam ajaran Buddha Mahayana, yakni pencapaian pencerahan untuk kebaikan seluruh makhluk.