PAGARALAMPOS.COM - Kerak telor merupakan salah satu makanan tradisional Betawi yang terkenal karena rasa gurihnya berpadu dengan manis khas.
Hidangan ini setara populer dengan kuliner Betawi lainnya, seperti selendang mayang, kue rangi, gabus pucung, semur jengkol, dan asinan Betawi.
Suku Betawi terbentuk dari perpaduan berbagai kelompok etnis, termasuk Jawa, Sunda, Bali, Sumatra, Arab, dan Portugis, yang menetap di pesisir Batavia (sekarang Jakarta).
Menurut antropolog Dr. Yasmine Zaki Shahab MA dari Universitas Indonesia, etnis Betawi mulai terbentuk antara tahun 1815 hingga 1893, lahir dari interaksi budaya lokal dengan pengaruh imigran Nusantara dan budaya asing.
Sejumlah makanan khas Betawi, termasuk kerak telor, dipengaruhi budaya Cina, Arab, India, serta Eropa—terutama Portugis dan Belanda—karena kegiatan perdagangan di pelabuhan Sunda Kelapa.
BACA JUGA:Makanan Khas Sumatera Utara yang Harus Dicicipi!
BACA JUGA:Makanan Khas Jawa Timur yang Lezat Dan Nikmat, Sudah Pernah Coba?
Etnis Betawi terbagi menjadi tiga kelompok utama: pesisir, tengah (Betawi Kota), dan pinggiran (Betawi Ora), yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya, seperti Parung, Bogor, Bekasi, dan Tangerang.
Kerak telor—kadang disebut omelette Betawi karena mirip telur dadar—mulanya muncul di Menteng pada masa penjajahan VOC.
Konon, makanan ini tercipta ketika masyarakat Betawi mengganti mie dengan beras ketan untuk menyesuaikan selera sebagian warga Belanda yang terbiasa dengan omelette mie.
Bahan utama kerak telor meliputi beras ketan putih, telur ayam dan bebek, udang kering, kelapa, garam, dan merica.
Telur bebek menambahkan rasa kaya, sementara telur ayam menjaga tekstur agar tidak terlalu kering.
BACA JUGA:Menyelami Cungkring: Kuliner Khas Bogor yang Sarat Rasa dan Nilai Budaya !
BACA JUGA:8 Hidangan Khas Kendari, Sulawesi Tenggara yang Menggugah Selera!
Dahulu, kerak telor termasuk hidangan mewah di kalangan bangsawan Belanda, dimasak dengan cara membalik wajan di atas anglo (kompor tradisional) supaya matang merata.