Beberapa tahap utama dalam Rambu Solo meliputi:
Ma’kattik: Persiapan dan pengumuman resmi pelaksanaan upacara.
Ma’tudan Mebalun: Pembungkusan jenazah dengan kain dan hiasan khas adat.
Ma’popengkalo Alang: Pemindahan jenazah ke lumbung sebagai persiapan upacara.
BACA JUGA:Sejarah dan Cerita Mistis Gunung Urug: Desa yang Terkubur Waktu
BACA JUGA:Sejarah Majapahit Tak Pernah Lengkap, Ini Alasannya
Penyembelihan Hewan Kurban: Kerbau, terutama jenis Tedong Bonga (bercorak belang), dan babi dikurbankan sebagai pendamping roh menuju Puya.
Ma’pasonglo: Proses pengantaran jenazah ke liang lahat yang biasanya berupa gua batu atau tebing.
Penyemayaman: Penempatan jenazah ke dalam makam batu.
Makna Sosial dan Status
Selain nilai keagamaan, Rambu Solo juga menandai status sosial keluarga. Semakin besar dan megah upacara, semakin tinggi pula kehormatan keluarga tersebut.
Penyembelihan kerbau dalam jumlah banyak dianggap sebagai tanda kemakmuran dan mempercepat perjalanan roh ke alam baka.
BACA JUGA:Mengenal Gunung Sumantri: Simbol Kejayaan dan Warisan Sejarah di Tanah Papua
BACA JUGA:Mengungkap Kisah Mistis dan Spiritualitas Gunung Pakuwojo: Warisan Sejarah dari Tanah Jawa
Perkembangan di Masa Kini
Walau sebagian besar masyarakat Toraja kini menganut agama Kristen, banyak elemen Rambu Solo yang masih dipertahankan.