Dengan kekuatan magis, Lutung membangun tempat tinggal nyaman untuk sang putri, menciptakan taman yang indah, serta menyediakan kebutuhan hidupnya.
Hubungan mereka pun berkembang menjadi kasih sayang yang tulus, meskipun Lutung masih berwujud kera.
Ujian dan Kemenangan
Mendengar kabar bahwa adiknya bahagia meski di pengasingan, Purbararang pun mengatur siasat untuk mempermalukan Purbasari di depan rakyat.
Ia menantang sang adik kembali ke istana untuk membuktikan siapa yang lebih layak menjadi pewaris tahta.
Beberapa ujian pun diberikan, termasuk membandingkan pasangan mereka. Saat itu, Lutung Kasarung mengungkapkan jati dirinya sebagai pangeran yang rupawan dan sakti. Kehadirannya mengejutkan semua orang, dan Purbasari pun diakui kembali sebagai penerus sah kerajaan.
Purbararang harus menerima akibat dari perbuatannya.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Candi Bubrah: Warisan Buddha yang Terselip di Balik Keindahan Prambanan
Pesan Moral di Balik Cerita
Cerita Lutung Kasarung mengandung banyak nilai positif yang masih relevan hingga kini:
Ketulusan lebih penting dari penampilan. Cinta antara Purbasari dan sang Lutung tumbuh bukan karena rupa, melainkan karena ketulusan dan kebaikan hati.
Kesabaran dan kebaikan akan berbuah manis. Purbasari tidak membalas kejahatan kakaknya, namun pada akhirnya kebenaran berpihak padanya.
Kebaikan sejati tidak mengenal balas dendam. Meski disakiti, tokoh utama memilih jalan damai dan kasih.
Tetap Hidup dalam Budaya
Hingga kini, cerita Lutung Kasarung masih sering diangkat dalam seni pertunjukan seperti teater rakyat, drama kolosal, hingga film anak dan pendidikan karakter.