PAGARALAMPOS.COM - Di pesisir utara Aceh, tepatnya di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, berdiri kokoh sebuah benteng bersejarah yang menjadi saksi bisu pergolakan masa lalu.
Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Indrapatra, sebuah peninggalan penting dari masa kejayaan kerajaan-kerajaan kuno di Aceh, sekaligus lambang kekuatan dan strategi pertahanan di masa lampau.
Asal Usul dan Latar Belakang Sejarah
Benteng Indrapatra menyimpan kisah panjang yang bermula dari masa Kerajaan Lamuri—salah satu kerajaan Hindu tertua yang pernah berdiri di Aceh.
BACA JUGA:Monumen Ikada di Taman Monas: Saksi Rapat Raksasa 19 September 1945 yang Menggugah Bangsa!
Diperkirakan, bangunan awal benteng ini sudah ada sejak abad ke-7 Masehi.
Pada masa itu, Lamuri merupakan kerajaan maritim yang cukup kuat dan memiliki peran strategis dalam jalur perdagangan internasional, khususnya dengan pedagang dari India, Arab, dan Tiongkok.
Lokasinya yang menghadap Selat Malaka membuatnya sangat strategis untuk memantau pergerakan kapal-kapal asing.
Dinding-dinding tebal benteng ini dirancang untuk menahan serangan, baik dari senjata tajam maupun meriam, meskipun desain aslinya kemungkinan besar belum dilengkapi meriam seperti pada masa selanjutnya.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Suku Sumba: Menyelami Budaya Marapu yang Kental di Nusa Tenggara Timur
Peran pada Masa Kesultanan Aceh
Memasuki abad ke-16, ketika Kesultanan Aceh Darussalam bangkit sebagai salah satu kekuatan besar di Asia Tenggara, Benteng Indrapatra mengalami perombakan besar-besaran.
Di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607–1636), benteng ini dipugar dan dijadikan bagian dari sistem pertahanan pantai Aceh.
Pada masa itu, ancaman datang dari kekuatan kolonial Eropa, seperti Portugis dan Belanda.