4. Melawan Bakteri Berbahaya
Beberapa senyawa aktif dalam jengkol, seperti tanin dan flavonoid, terbukti mampu melawan pertumbuhan berbagai bakteri jahat.
Di antaranya adalah Streptococcus mutans (penyebab gigi berlubang), Staphylococcus aureus (pemicu infeksi pernapasan), dan Escherichia coli (penyebab diare).
Bahkan, ekstrak kulit jengkol juga efektif dalam menghambat bakteri seperti Shigella dysenteriae dan Salmonella typhimurium.
BACA JUGA:Manfaat Daun Sirih untuk Kesehatan Tubuh: Obat Alami Serbaguna dari Alam Nusantara!
BACA JUGA:Teh Oolong dan 8 Khasiat Hebatnya untuk Kesehatan Tubuh Anda
5. Membantu Pemulihan Luka Bakar
Tanin dalam jengkol memiliki sifat antiseptik dan antibakteri. Karena itu, zat ini kerap dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam salep penyembuh luka bakar, yang berfungsi mencegah infeksi sekaligus mempercepat proses penyembuhan.
Jengkol sebagai Pestisida Alami
Selain manfaat untuk tubuh, jengkol juga sering digunakan petani sebagai bahan alami pengusir hama. Kandungan seperti alkaloid, triterpenoid, serta senyawa aktif lainnya membuat tanaman jengkol lebih tahan terhadap serangan serangga dan penyakit.
Risiko Konsumsi Jengkol Berlebihan
Walaupun memiliki banyak manfaat, jengkol tetap perlu dikonsumsi dengan bijak. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, dapat menimbulkan keracunan jengkol, atau yang dikenal dengan istilah jengkolisme.
BACA JUGA:Wajib Tahu! Ini 5 Alasan Buah Sawo Baik untuk Kesehatan Tubuhmu
BACA JUGA:Manfaat Buah Rambutan bagi Kesehatan Tubuh: Sumber Vitamin C, Serat, dan Antioksidan Alami!
Beberapa gejala keracunan jengkol antara lain:
Susah buang air besar (konstipasi)