Perempuan Maori juga memiliki peran penting dalam pelestarian simbol identitas ini, meski tato mereka cenderung lebih halus dan terbatas pada dagu serta bibir.
Rambut panjang mereka sering dikuncir atau dibiarkan terurai saat upacara, menggambarkan kedewasaan, keanggunan, serta kesuburan.
Pada hari-hari tertentu, perempuan pun menghiasi rambut mereka dengan bunga atau daun sebagai lambang koneksi dengan alam.
Keseluruhan tampilan itu menekankan peran perempuan sebagai penjaga tradisi dan penerus nilai-nilai spiritual.
BACA JUGA:Rambut dan Gender dalam Budaya Bugis Ketika Gaya Rambut Menjadi Penanda Lima Gender
Menariknya, dalam beberapa komunitas Maori modern, praktik tato kepala dan gaya rambut tradisional mulai dihidupkan kembali.
Hal ini tidak lepas dari kesadaran akan pentingnya menjaga identitas budaya di tengah arus globalisasi.
Generasi muda Maori kini banyak yang bangga memakai ta moko dan mengatur rambut mereka sesuai pola nenek moyang.
Fenomena ini menunjukkan bahwa rambut dan kulit bukan sekadar tubuh fisik, tapi medan ekspresi jiwa dan sejarah.
BACA JUGA:Gaya Rambut Keriting Besar di Amerika Latin Warisan Afrika yang Dirayakan Lewat volume
Simbolisme dalam rambut dan tato kepala Maori juga mencerminkan filosofi tentang keterhubungan antara manusia dan lingkungan.
Bentuk-bentuk spiral atau garis yang mengikuti alur kepala menggambarkan aliran energi dan kesinambungan hidup.
Rambut yang disisir ke arah tertentu pun kadang mencerminkan arah perjalanan spiritual atau siklus kehidupan.
Di balik penampilan itu tersimpan filosofi mendalam yang menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan roh.
BACA JUGA:Sasak Lombok dan Tradisi Rambut Pengantin Ikat Cinta dalam Lilit Halus
Kisah rambut dan tato kepala dalam budaya Maori adalah bukti bahwa identitas bukan hanya soal nama atau bahasa. Ia adalah sesuatu yang tertanam secara harfiah di tubuh dan dirayakan dengan penuh kebanggaan.