Pemkot PGA

Rambut dan Gender dalam Budaya Bugis Ketika Gaya Rambut Menjadi Penanda Lima Gender

Rambut dan Gender dalam Budaya Bugis Ketika Gaya Rambut Menjadi Penanda Lima Gender

Rambut dan Gender dalam Budaya Bugis Ketika Gaya Rambut Menjadi Penanda Lima Gender--

PAGARALAMPOS.COM - Dalam masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan, rambut bukan sekadar bagian dari tubuh yang bisa dipotong atau dibiarkan tumbuh. 

Rambut adalah simbol, sekaligus penanda identitas yang lebih dalam dari sekadar maskulin dan feminin. 

Di tengah kompleksitas budaya Bugis, konsep lima gender—oroané, makkunrai, calalai, calabai, dan bissu—menunjukkan bahwa ekspresi diri melalui rambut bisa mencerminkan peran sosial dan spiritual seseorang. 

Potongan rambut, tatanan, dan cara merawatnya bisa menjadi petunjuk awal seseorang berasal dari gender mana.

BACA JUGA:Upacara Potong Rambut Bayi di Minangkabau Tanda Syukur dan Awal Perjalanan Hidup

Gender oroané atau laki-laki cis dan makkunrai atau perempuan cis biasanya mengikuti pola rambut yang lebih umum—pendek rapi bagi laki-laki dan panjang terurai atau digelung bagi perempuan. 

Namun, yang membedakan adalah kehadiran calalai dan calabai, dua bentuk ekspresi gender yang melampaui binernya laki-laki dan perempuan. 

Calalai, secara biologis perempuan namun berperan sebagai laki-laki, cenderung memilih potongan rambut maskulin, seperti cepak atau undercut. 

Sementara calabai, secara biologis laki-laki namun menjalani peran perempuan, kerap tampil dengan rambut panjang, dihias, bahkan dicat, menandakan keterlibatannya dalam dunia sosial dan upacara.


Rambut dan Gender dalam Budaya Bugis Ketika Gaya Rambut Menjadi Penanda Lima Gender--

Rambut menjadi medium ekspresi yang sah dan diterima dalam masyarakat Bugis. Masyarakat tidak melihat penyimpangan dalam pilihan gaya rambut calalai dan calabai, justru mengakui bahwa gaya rambut tersebut menjadi simbol kehadiran identitas mereka yang spesifik. 

Ini menjadi cermin toleransi yang telah melekat lama dalam sistem sosial Bugis. 

Tak jarang dalam perayaan atau upacara adat, penampilan rambut seseorang langsung memberikan isyarat tentang posisi dan peran yang ia mainkan dalam masyarakat.

BACA JUGA:Sasak Lombok dan Tradisi Rambut Pengantin Ikat Cinta dalam Lilit Halus

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: