Sejarah Bandara Soekarno-Hatta: Dari Lahan Cengkareng Menuju Gerbang Udara Internasional Indonesia!

Senin 16-06-2025,23:01 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Pemerintah menunjuk arsitek asal Prancis, Paul Andreu, yang juga merancang beberapa bandara besar dunia seperti Charles de Gaulle di Paris.

Pembangunan tahap pertama dimulai pada tahun 1980 dan menelan biaya sekitar USD 465 juta, sebagian besar berasal dari pinjaman luar negeri.

Bandara ini secara resmi dibuka untuk operasional pada 1 Mei 1985 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Nama “Soekarno-Hatta” dipilih sebagai bentuk penghormatan kepada dua tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.

Struktur dan Perkembangan Terminal

BACA JUGA:Sejarah Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu: Warisan Dakwah Sang Wali yang Tak Lekang oleh Zaman!

Pada awal pengoperasiannya, Bandara Soekarno-Hatta memiliki dua terminal utama: Terminal 1 untuk penerbangan domestik dan Terminal 2 untuk penerbangan internasional.

Kedua terminal ini dirancang dengan arsitektur khas Indonesia yang memadukan unsur tradisional dengan struktur modern.

Tata letak bangunan yang menyerupai paviliun menciptakan suasana yang lebih ramah dan nyaman bagi para penumpang.

Seiring waktu, kebutuhan akan perluasan fasilitas bandara pun meningkat.

Pada tahun 2009, Terminal 3 mulai dibangun untuk menampung pertumbuhan penumpang yang signifikan.

Terminal ini awalnya difungsikan untuk maskapai berbiaya rendah, namun kini menjadi salah satu terminal paling modern dan menjadi rumah utama bagi maskapai Garuda Indonesia.

Pada 2016, Terminal 3 mengalami perluasan besar-besaran dan dijadikan sebagai terminal internasional Garuda Indonesia.

BACA JUGA:Ritual Puasa & Cara Orang Majapahit Mencari Konsep Tuhan dalam Nirarthaprakerta

Terminal ini dilengkapi dengan teknologi canggih, fasilitas kelas dunia, serta mengusung konsep ramah lingkungan.

Peran dan Kontribusi terhadap Perekonomian

Kategori :