Wologai: Simbol Sakral Perpaduan Arsitektur Adat dan Tradisi Suku Lio

Sabtu 31-05-2025,21:55 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Di tengah hamparan bukit hijau dengan udara pegunungan yang sejuk di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah desa adat yang kaya akan nilai budaya dan sejarah masyarakat Flores.

Desa tersebut bernama Wologai, sebuah komunitas tradisional yang menjadi cerminan kuatnya komitmen suku Lio dalam melestarikan kearifan leluhur mereka.

Sejarah Singkat Desa Wologai

Terletak di Kecamatan Detusoko, sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Ende, Wologai dipercaya telah ada selama ratusan tahun.

Desa ini merupakan bagian dari wilayah adat suku Lio, yang merupakan salah satu kelompok etnis terbesar di Pulau Flores.

BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Tugu Thomas Parr: Jejak Kolonial di Tanah Bengkulu!

BACA JUGA:Memahami Sejarah Suku Mentawai: Warisan Leluhur dari Pulau Terpencil!

Dalam kisah turun-temurun yang diwariskan para tetua, lokasi desa dipilih karena dipercaya memiliki kekuatan spiritual, yang ditandai dengan keberadaan unsur alam seperti pegunungan, hutan, dan mata air.

Bagi masyarakat Lio, desa lebih dari sekadar tempat tinggal. Ia merupakan ruang suci yang mempertemukan manusia, leluhur, dan kekuatan alam.

Pembangunan desa mengikuti tata cara adat, dengan bimbingan seorang tokoh adat yang disebut mosalaki.

Arsitektur dan Tata Ruang Penuh Filosofi

Keunikan Wologai terletak pada bentuk rumah adatnya, yang disebut sa'o ria. Rumah panggung ini memiliki atap tinggi berbentuk kerucut yang terbuat dari ijuk. Struktur vertikalnya melambangkan keterkaitan antara dunia manusia, alam, dan roh leluhur.

Di dalam rumah terdapat ruang-ruang khusus untuk kegiatan adat, termasuk tempat pemujaan bernama keda.

BACA JUGA:Sejarah Tugu Raja Sibarani: Jejak Leluhur dan Simbol Pemersatu Marga di Tanah Batak!

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Tugu Batu Sawangan Depok: Warisan Leluhur yang Tersembunyi di Tengah Modernisasi!

Kategori :