PAGARALAMPOS.COM - Terletak di Kota Serang, Banten, keraton ini kini tinggal reruntuhan, namun jejak kejayaannya masih terasa kuat bagi siapa pun yang menginjakkan kaki di sana.
Nama "Kaibon" sendiri berasal dari kata "keibuan", yang mencerminkan fungsi istana ini sebagai tempat tinggal ibu dari Sultan Banten terakhir, Sultan Syaifudin.
Awal Mula Berdirinya Keraton Kaibon
Hal ini sangat menarik, karena tidak banyak kerajaan di Nusantara yang secara khusus membangun istana megah bagi sosok perempuan, apalagi seorang ibu sultan.
BACA JUGA:Diplomasi Maritim Tiongkok Abad ke-15 Kisah Spektakuler Cheng Ho yang Terlupakan
Pembangunan Keraton Kaibon merupakan simbol penghormatan sekaligus bentuk kekuasaan matrilineal dalam Kesultanan Banten saat itu.
Ratu Aisyah tidak hanya dikenal sebagai ibu sultan, tetapi juga sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan.
Perannya bahkan sering disebut melampaui sekadar penasihat, karena ia kerap ikut terlibat dalam pengambilan keputusan penting kerajaan.
Arsitektur dan Tata Ruang Keraton
BACA JUGA:Detik-Detik Runtuhnya Tembok Berlin Ketika Sejarah Berubah Selamanya
Meskipun kini hanya tersisa puing-puing, sisa struktur Keraton Kaibon masih menunjukkan betapa megahnya bangunan ini dahulu.
Arsitekturnya mengadopsi gaya khas Banten yang merupakan perpaduan unsur lokal dengan pengaruh arsitektur Islam, Hindu, dan kolonial.
Keraton ini memiliki gerbang utama yang disebut pintu paduraksa, yang menjadi ciri khas bangunan kerajaan di masa itu.
Pintu ini terbuat dari batu bata merah dan memiliki ukiran yang menggambarkan filosofi keagamaan dan kekuasaan.
BACA JUGA:Sunan Gung Jati. Sosok Kharismatik Penyebar Ajaran Agama Islam di Jawa dan Peninggalannya