Kemudian, prosesi inti yang disebut “bada” dilaksanakan di rumah mempelai wanita. Dalam prosesi ini, kedua calon pengantin diarak menuju tempat pertemuan adat.
Di sana mereka menerima doa dan dibungkus secara simbolik dalam ikatan adat, yang melambangkan awal kehidupan bersama dalam bingkai tradisi dan restu keluarga.
Makna Busana dan Keterlibatan Keluarga
Keterlibatan seluruh keluarga sangat menonjol dalam prosesi pernikahan. Mereka berkumpul bukan hanya sebagai saksi, tetapi juga sebagai pemberi doa dan nasihat.
BACA JUGA:Sejarah Misteri Hutan Marind-Anim: Mengungkap Keajaiban Alam dan Legenda yang Hidup!
Salah satu aspek menarik adalah pakaian adat yang dikenakan kedua mempelai. Busana adat Tolaki memiliki nilai simbolis yang mencerminkan status sosial dan identitas budaya.
Laki-laki mengenakan pakaian dari kain tenun khas, sementara perempuan tampil anggun dalam gaun tradisional lengkap dengan aksesori adat.
Keindahan pakaian ini menambah kekhidmatan suasana sekaligus memperlihatkan kebanggaan terhadap warisan budaya leluhur.
Tradisi Pascapernikahan: Menyatu dalam Komunitas
Rangkaian adat tidak berhenti pada hari pernikahan. Setelah prosesi utama, pasangan pengantin biasanya menjalani tradisi “tumbilotohe” – sebuah acara untuk memperkenalkan pasangan kepada masyarakat luas serta memohon restu dan dukungan dari komunitas sekitar.
Tak hanya itu, ritual “molekat” juga menjadi bagian penting dalam mempererat hubungan kedua keluarga besar.
BACA JUGA:Indonesia Hampir Terpecah Ini Sejarah Kelam Republik Serikat yang Jarang Dibahas
BACA JUGA:Fakta Mengejutkan Sejarah Pribumi Tersembunyi dalam Setiap Halaman Bumi Manusia
Prosesi ini melibatkan kegiatan saling berkunjung antara keluarga pengantin pria dan wanita, dilakukan dalam beberapa hari setelah pernikahan sebagai bentuk silaturahmi dan penyatuan dua keluarga.
Pernikahan adat Suku Tolaki adalah refleksi dari nilai-nilai luhur, kebersamaan, dan pelestarian budaya.