PAGARALAMPOS.COM - Gunung Lawu! Titik Temu Budaya, Religi, dan Fenomena Tak Terjelaskan
Gunung Lawu yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur bukan sekadar gunung berapi yang indah untuk pendakian. Dengan ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut gunung ini menyimpan sejarah panjang, warisan budaya kuno serta beragam misteri yang hingga kini belum sepenuhnya terpecahkan.
Gunung Lawu bukan hanya menjadi tujuan para pendaki dan pecinta alam tetapi juga tempat sakral yang diselimuti aura mistis menjadikannya salah satu lokasi paling unik di Pulau Jawa.
Sejarah Gunung Lawu Jejak Majapahit dan Hindu-Jawa
Gunung Lawu memiliki hubungan erat dengan masa akhir Kerajaan Majapahit. Salah satu tokoh yang paling sering dikaitkan dengan gunung ini adalah Prabu Brawijaya V raja terakhir Majapahit.
Menurut legenda saat Islam mulai menyebar di tanah Jawa dan kerajaan Majapahit mulai runtuh Prabu Brawijaya menolak masuk Islam dan memilih mengasingkan diri di Gunung Lawu. Di sanalah konon ia melakukan moksa – proses spiritual dalam kepercayaan Hindu-Jawa untuk melepaskan diri dari kehidupan duniawi dan menyatu dengan alam semesta.
BACA JUGA:Warisan Tanpa Nama, Situs Megalit yang Ditinggalkan Sejarah
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Tari Piring, Simbol Keseimbangan Dalam Budaya Minangkabau!
Peninggalan spiritual dari masa ini masih dapat ditemukan di berbagai situs di sekitar Gunung Lawu, seperti Candi Cetho dan Candi Sukuh dua kompleks candi Hindu yang memiliki bentuk unik dan menyimpan simbolisme tantra yang dalam. Arsitektur dan relief yang ditemukan di candi-candi ini berbeda dari candi Hindu kebanyakan di Jawa, memperlihatkan perpaduan antara kepercayaan lokal dengan pengaruh India kuno.
Petilasan dan Makam Gaib Antara Mitos dan Keyakinan
Di kawasan puncak Gunung Lawu terdapat tiga puncak utama: Hargo Dalem, Hargo Dumilah, dan Hargo Dumiling. Puncak Hargo Dalem dianggap sebagai tempat bertapanya Prabu Brawijaya.
Banyak peziarah yang mendaki Gunung Lawu bukan untuk tujuan rekreasi, melainkan untuk melakukan laku spiritual atau tirakat terutama pada malam-malam tertentu seperti malam Jumat Kliwon atau malam 1 Suro.
BACA JUGA:Sejarah Tari Tanggai: Dari Kesultanan Palembang Hingga Menjadi Ikon Budaya
Di dekat puncak juga terdapat Sendang Drajat, sebuah sumber mata air yang dianggap suci. Banyak yang percaya bahwa air dari sendang ini dapat menyembuhkan penyakit dan membawa berkah. Di lokasi ini juga sering dilakukan ritual semedi atau meditasi oleh para spiritualis dan penganut kejawen.