Pulau Kelor Memiliki benteng Martello dari abad ke-17 yang terlihat menakutkan saat senja tiba. Pulau ini jarang dikunjungi dan konon kerap terdengar suara langkah kaki meski tak ada siapa-siapa.
Pulau Bidadari Meskipun sekarang menjadi tempat wisata dahulu dikenal sebagai tempat eksil (pengasingan). Nama "Bidadari" diduga berasal dari mitos tentang roh wanita cantik yang menjaga pulau.
Antara Wisata Sejarah dan Mitos yang Menyelimuti
Pulau Onrust dan Kepulauan Seribu kini dikelola sebagai bagian dari Taman Arkeologi Onrust oleh pemerintah DKI Jakarta.
BACA JUGA:Mengapa Suku Melayu Deli Memiliki Kekayaan Budaya? Ini dia Sejarah yang Wajib Kamu Simak
BACA JUGA:Sejarah Tato yang Menghiasi Suku Mentawai: Simbol Kehidupan dalam Harmoni!
Pengunjung dapat menjelajahi sisa-sisa sejarah mengikuti tur edukatif dan merasakan langsung suasana magis dari masa lalu yang belum benar-benar pergi.
Namun belum banyak wisatawan menyadari bahwa mereka sedang berjalan di atas tanah yang pernah menjadi saksi peperangan, kematian dan penderitaan.
Sebagian pemandu wisata bahkan sengaja tidak menceritakan kisah mistis pulau-pulau ini agar tidak menakuti pengunjung. Meski demikian kisah-kisah horor dan misteri yang beredar justru semakin menambah daya tarik tersendiri.
Banyak komunitas pecinta sejarah, pemburu misteri dan pembuat konten urban legend datang ke Onrust untuk menelusuri aura gaib yang dipercaya masih menyelimuti pulau itu hingga kini.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah dan Keunikan Candi Bahal di Biaro Bahal, Sumatera Utara!
Menyingkap Masa Lalu, Menjaga Warisan
Pulau Onrust dan pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu adalah peninggalan sejarah luar biasa yang sayangnya belum sepenuhnya dihargai.
Keindahan arsitektur kolonial kisah pengasingan dan penderitaan hingga mitos-mitos yang terus hidup membuat kawasan ini lebih dari sekadar destinasi wisata alam.
Seharusnya, pulau-pulau ini menjadi ruang edukasi sejarah yang hidup tempat generasi muda bisa belajar tentang masa lalu Indonesia baik pahit maupun manisnya.