Sejarah Candi Kidal: Penghormatan untuk Anusapati Raja Singasari yang bercorak Hindu!

Rabu 05-03-2025,20:15 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Serta menikahi Ken Dedes, Ken Arok sebagai penguasa baru Tumapel, melepaskan diri dari Kerajaan Kediri, dan  mendeklarasikan kerajaan baru bernama Singasari.

Pembunuh Anusapati versi Pararaton adalah Panji Tohjaya, putra Ken Arok dengan Ken Umang, istri Ken Arok selain Ken Dedes. Pararaton menyebut Anusapati wafat pada 1248 M.

Kebalikannya, kitab   Negarakertagama mencatat Anusapati (1227-1248) sebagai putra Rangga Rajasa oleh Girinathaputra, pendiri Kerajaan Singasari yang diidentikkan menjadi Ken Arok pada versi Pararaton.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Profil Singkat Taman Nasional Alas Purwo: Memiliki Ekosistem Alas Purwo!

Anusapati lalu bertakhta di Singasari menggantikan ayahnya. Jika Pararaton menyebut Anusapati hanya berkuasa selama 2 tahun yakni 1247-1249 M, Negarakertagama.

Justru mencatat raja yg sama sangat usang memerintah yaitu 20 tahun, dari 1227 hingga 1248 M. tetapi, Negarakertagama tidak menyebut nama Tohjaya.

Arsitektur Candi Kidal

Dibangunnya Candi Kidal beririsan menggunakan masa transisi asal zaman keemasan pemerintahan kerajaan-kerajaan asal Jawa Tengah ke Jawa Timur, sehingga di candi ini ditemui kumpulan corak candi Jawa Tengah dan  candi Jawa Timur.

BACA JUGA:Pesona Papua: Harmoni Keindahan Alam, Kekayaan Budaya, dan Tradisi yang Terjaga

Bangunan Candi Kidal terbuat dari batu andesit dan  dengan dimensi geometris vertikal. kemudian terdapat susunan batu di luar candi yang berfungsi menjadi pagar.

Tubuh candi berdiri pada atas kaki candi atau dianggap menjadi batur setinggi sekitar 2 meter. Total bangunan candi mempunyai tinggi sekitar 12 meter menggunakan sisi-sisi ukuran 8,36 meter.

Asal luar, Candi Kidal nampak memiliki atap kotak bersusun tiga, dan semakin mengecil pada bagian atasnya menggunakan zenit yg tidak runcing melainkan mempunyai bagian atas yang luas.

Lalu yang mencolok dari candi tersebut adalah hiasan ketua kala (super besar) dengan mata melotot, ekspresi terbuka, dan  dua taring besar serta bengkok.

BACA JUGA:Menyelami Sejarah Gunung Latimojong dan Legenda Nenek Mori: Puncak Tertinggi di Sulawesi yang Menantang!

Adanya dua taring tersebut jua merupakan ciri khas candi Jawa Timur. di sudut kiri dan  kanan terdapat jari tangan dengan perilaku mengancam, yang menambah kesan menakutkan makhluk penjaga bangunan kudus candi.

Pada sisi kiri serta kanan pangkal tangga serta di setiap sudut yg menonjol ke luar, ada patung hewan seperti singa dengan posisi duduk mirip insan. Patung itu jua memperlihatkan satu tangan terangkat ke atas.

Kategori :