Berikut adalah tahapan dalam pembuatan kain jumputan:
1. Persiapan Kain: Kain sutra putih sepanjang empat meter dipotong dan digambar dengan motif menggunakan pensil sebagai dasar untuk teknik pewarnaan.
BACA JUGA:Miliki Banyak Suku dan Adat Istiadat. Inilah Fakta Menarik Suku Timor Nusa Tenggara
BACA JUGA:Bagaimana Suku Amungme Menghadapi Dunia Modern? Ini Ceritanya!
2. Proses Mengikat: Beberapa bagian kain dijelujur dengan tali rafia dan ditarik erat agar kain mengerut, sebuah teknik yang dikenal dengan nama tie and dye.
3. Pewarnaan: Kain yang telah dijumput kemudian dibungkus plastik dan diikat rapat.
Setelah itu, kain direndam dalam larutan pewarna, dibalik-balik untuk memastikan warna meresap secara merata.
4. Pengeringan dan Penyelesaian: Setelah proses pewarnaan selesai, kain dijemur hingga kering.
BACA JUGA:Bagaimana Suku Amungme Menghadapi Dunia Modern? Ini Ceritanya!
BACA JUGA:Benarkah Suku Tidore Masih Mempertahankan Tradisi Lama? Lihat Fakta Menariknya!
Ikatan dan jelujur yang ada kemudian dibuka, dan motif-motif yang unik pun muncul dengan jelas.
Proses ini diakhiri dengan pencucian, pengeringan, dan penyetrikaan untuk menghasilkan kain yang siap dipakai.
Motif khas yang sering ditemukan pada kain jumputan meliputi kembang janur, bintik lima, bintik sembilan, dan mawar double.
Pelestarian Kain Jumputan
Pelestarian kain jumputan merupakan bagian penting dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Mau Tau Sejarah Kramat Gunung Semeru. Ini Ulasan Lengkapnya