Keunikan sistem matrilineal Minangkabau diperkuat dengan pengaruh agama Islam yang sangat kental dalam kehidupan masyarakatnya.
BACA JUGA:Kenapa Suku Jawa Ada di Mana-Mana? Cari Tahu Sejarahnya!
Filosofi “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” (adat bersendikan syariat, syariat bersendikan Al-Qur'an) menggambarkan harmoni antara adat matrilineal dan ajaran agama.
Meskipun Islam tidak secara eksplisit mendukung sistem matrilineal, masyarakat Minangkabau telah berhasil menyelaraskan adat mereka dengan ajaran Islam.
Hal ini menunjukkan fleksibilitas budaya Minangkabau dalam mempertahankan identitas tradisional mereka di tengah perubahan zaman.
Pusat Pendidikan dan Diaspora
Selain terkenal dengan sistem matrilinealnya, Suku Minangkabau juga dikenal sebagai masyarakat yang sangat menghargai pendidikan.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Suku Batak: Menelusuri Budaya, Tradisi, dan Fakta Menarik di Baliknya
Banyak tokoh nasional Indonesia berasal dari kalangan Minangkabau, termasuk Bung Hatta, Mohammad Yamin, dan Tan Malaka.
Prinsip merantau juga menjadi bagian penting dari budaya Minangkabau.
Tradisi ini mengajarkan kaum laki-laki untuk meninggalkan kampung halaman demi mencari pengalaman, pengetahuan, dan rezeki.
Ketika merantau, mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai adat Minangkabau, yang membuat tradisi ini tetap hidup meskipun berada jauh dari tanah asal.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Islam di Pagar Alam: Dari Puyang Awak Hingga Masjid Perdipe
Pengakuan Dunia
Suku Minangkabau sering disebut sebagai masyarakat dengan sistem matrilineal terbesar di dunia karena populasi mereka yang besar dan keberlanjutan tradisi ini hingga sekarang.
Matrilinealisme Minangkabau telah menarik perhatian antropolog, sejarawan, dan peneliti budaya dari berbagai negara.