Mereka sering digambarkan sebagai pihak yang hanya dimanfaatkan tanpa pengaruh signifikan, yang tidak sepenuhnya mencerminkan realitas komunitas ini.
Meskipun pria dalam Suku Mosuo sering dianggap hanya untuk dipermainkan dan bekerja keras, kenyataannya peran mereka tetap vital dalam mendukung kesejahteraan keluarga dan komunitas.
Sistem matriarkat Mosuo tidak bertujuan merendahkan pria, melainkan menekankan harmoni dan keseimbangan antara peran masing-masing individu.
Dalam konteks modernisasi, Suku Mosuo menghadapi tantangan besar untuk menjaga tradisi mereka sekaligus beradaptasi dengan perubahan zaman.
Sistem ini menjadi pengingat bahwa setiap budaya memiliki cara unik dalam mendefinisikan peran gender dan struktur sosial.