Menyelami Warisan Budaya Arab di Kampung Arab Solo: Pengaruh dan Keunikan yang Terjaga

Rabu 13-11-2024,12:56 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Kampung Arab di Solo, yang terletak di kawasan Pasar Kliwon, adalah area dengan nilai sejarah yang mendalam dan identitas budaya yang kuat.

Tempat ini dihuni oleh keturunan Arab yang telah menetap selama beberapa generasi, menjadi saksi dari proses akulturasi budaya antara mereka dengan masyarakat lokal. 

Keberadaan Kampung Arab di Solo dimulai pada masa penjajahan Belanda, saat masyarakat keturunan Arab ditempatkan di kawasan tertentu untuk mempermudah pengawasan kolonial.

Pada masa itu, Belanda khawatir akan pengaruh besar Islam di wilayah tersebut, yang mendorong penetapan kawasan pemukiman khusus.

BACA JUGA:Lampung Bersejarah! Temukan Tempat-tempat yang Menjadi Saksi Bisu Perjalanan Panjang!

BACA JUGA:Menggali Sejarah Lampung: Saksi Bisu yang Menyimpan Kisah Panjang

Kampung Arab kini tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, namun juga menyimpan banyak cerita sejarah.

Di antara kisah yang beredar, terdapat cerita tentang tanah yang kini menjadi lokasi Rumah Sakit Kustati, yang didirikan atas dasar penghargaan Paku Buwono X kepada seorang tokoh keturunan Arab yang dikenal sebagai guru mengaji dan tabib.

Kisah ini menjadi simbol hubungan erat antara komunitas Arab dan budaya lokal.

Dari segi arsitektur, Kampung Arab menunjukkan perpaduan menarik antara gaya Arab dan Jawa.

BACA JUGA:Menguak Sejarah dan Misteri Gunung Singgalang, Sumatera Barat

BACA JUGA:Kemegahan Sriwijaya: Pusat Perdagangan dan Kebudayaan yang Mengukir Sejarah

Banyak rumah yang dihiasi dengan ukiran-ukiran khas Timur Tengah, tetapi juga menyatu dengan rumah-rumah bergaya joglo Jawa yang tradisional.

Kombinasi ini memberi Kampung Arab atmosfer yang unik dan berbeda dari kawasan lainnya.

Masjid Riyadh, sebagai salah satu landmark di sini, menjadi simbol dari akulturasi budaya Arab dan Jawa.

Kategori :