Apa Saja Elemen yang Membuat Patung Arjuna Wijaya Begitu Megah dan Bermakna? Begini Penjelasannya!

Senin 04-11-2024,11:23 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM – Patung Arjuna Wijaya, yang terletak di depan Gedung Sapta Pesona di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, adalah salah satu karya seni monumental yang kerap menarik perhatian para pejalan kaki dan pengendara. 

Patung ini telah menjadi simbol terkenal di ibu kota, dengan makna yang mendalam yang melebihi sekadar estetika. 

Dibangun dengan detail tinggi dan ukuran yang mengagumkan, patung ini memuat pesan moral yang kuat tentang keadilan dan kepemimpinan, yang relevan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Patung Arjuna Wijaya menampilkan dua tokoh penting dari mitologi Jawa, yaitu Arjuna dan Batara Kresna, yang tampak mengendarai sebuah kereta kuda dalam sebuah adegan yang penuh dinamika. 

BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah Kerajaan Galuh: Warisan Budaya Sunda yang Terjaga

Patung ini menggambarkan Arjuna yang sedang bertempur, membawa pesan tentang pentingnya menegakkan hukum dengan adil dan tanpa memandang bulu. 

Hal ini tercermin dari perjuangan Arjuna dalam menghadapi saudaranya sendiri, Adipati, demi keadilan yang lebih tinggi. 

Pesan moral yang kuat di balik patung ini mengingatkan setiap orang akan prinsip yang esensial dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Diresmikan pada tahun 1989, patung Arjuna Wijaya memiliki panjang sekitar 15,8 meter. 

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Sunda: Dari Pakuan Pajajaran ke Pusat Kebangkitan Kawali

Tinggi patung kuda mencapai 1,87 meter, sementara Arjuna sendiri memiliki tinggi sekitar 2 meter. 

Bagi orang yang baru melihatnya, mungkin akan terasa seolah-olah patung ini menampilkan lebih dari sepuluh ekor kuda, namun jika diperhatikan lebih saksama, hanya terdapat delapan kuda yang digambarkan dengan detil tinggi. 

Kuda-kuda lainnya hanyalah bayangan yang menambah efek visual yang menarik dan dinamis.

Kedelapan kuda yang digambarkan dalam patung ini memiliki makna filosofis yang mendalam, berakar pada konsep kepemimpinan yang disebut Asta Brata. 

BACA JUGA:Dari Panji Sakti ke Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Buleleng

Kategori :