Ritual Nyekar di Gunung Kemukus: Mitos, Fakta, dan Keanehannya

Rabu 30-10-2024,06:30 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Gunung Kemukus terletak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dan dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena sejarah dan misteri yang menyelimuti tempat ini.

Dalam budaya lokal, Gunung Kemukus memiliki reputasi sebagai lokasi ritual yang unik dan kontroversial, seringkali dihubungkan dengan mitos dan kepercayaan yang telah ada sejak zaman dahulu.

Sejarah Gunung Kemukus

Sejarah Gunung Kemukus berkaitan erat dengan kisah Panembahan Kemukus, seorang tokoh mistis yang konon pernah hidup di daerah tersebut pada abad ke-16.

Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki karisma dan daya tarik spiritual yang tinggi, sehingga banyak orang datang untuk mencari berkah dan mendapatkan petunjuk hidup darinya.

BACA JUGA:Seperti Apa Sih Seni Bercinta Lebih Tua dari Kamasutra? Inilah Sejarah Erotisme Berusia 4.000 Tahun Lalu

Cerita yang beredar menyebutkan bahwa Panembahan Kemukus adalah seorang raja yang terpaksa meninggalkan tahtanya dan memilih untuk menjalani kehidupan yang sederhana di kaki gunung.

Seiring berjalannya waktu, keberadaan Panembahan Kemukus menginspirasi banyak orang untuk melakukan ritual di gunung ini.

Ritual tersebut dikenal dengan sebutan “ritual nyekar”, di mana para peziarah datang membawa sesajen, biasanya berupa bunga, nasi, dan kemenyan, dengan harapan mendapatkan keajaiban atau memenuhi hajat hidup mereka.

Keanehan dan Ritual Unik

Salah satu keanehan yang membuat Gunung Kemukus semakin terkenal adalah ritual unik yang dilakukan oleh para peziarah.

BACA JUGA:Menapak Jejak Sejarah: Pintu Gerbang Majapahit Kuno yang Penuh Misteri dan Keindahan

Ritual ini seringkali melibatkan praktik yang tidak biasa, seperti hubungan intim sebagai bagian dari persembahan kepada Panembahan Kemukus.

Praktik ini menimbulkan banyak kontroversi dan sering dipandang negatif oleh masyarakat luas.

Banyak yang beranggapan bahwa ritual ini tidak sesuai dengan ajaran agama dan moral, sementara sebagian lainnya menganggapnya sebagai bagian dari tradisi lokal yang harus dihormati.

Kategori :