Perubahan ini tidak hanya membawa dampak pada agama dan budaya, tetapi juga pada sistem pemerintahan.
BACA JUGA:Kesultanan Samudera Pasai: Jejak Sejarah dan Peranannya dalam Penyebaran Islam di Nusantara
Sultan-sultan yang memerintah setelahnya terus melanjutkan penyebaran Islam di wilayah kekuasaannya.
Dalam hal hubungan dengan kerajaan lain, Kerajaan Tanjungpura memiliki jaringan perdagangan yang luas, terutama dengan Kerajaan Majapahit di Jawa, serta dengan kerajaan-kerajaan Melayu lainnya seperti Malaka dan Pasai.
Tanjungpura juga dikenal sebagai salah satu pemasok rempah-rempah dan kayu yang sangat bernilai di pasar internasional.
Melalui perdagangan ini, Kerajaan Tanjungpura mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-15 dan ke-16.
BACA JUGA:Menyelami Sejarah Kesultanan Sambas: Dari Pusat Perdagangan hingga Identitas Budaya
Kemunduran Kerajaan Tanjungpura
Namun, seperti banyak kerajaan Nusantara lainnya, Tanjungpura mengalami kemunduran seiring dengan perubahan politik dan ekonomi di wilayah tersebut.
Salah satu penyebab utama kemunduran kerajaan ini adalah ekspansi VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda pada abad ke-17.
Pada tahun 1600-an, VOC mulai menunjukkan minat yang besar terhadap sumber daya alam di Kalimantan, termasuk di wilayah Tanjungpura.
Belanda berhasil memanfaatkan perpecahan internal di kerajaan untuk memperluas pengaruhnya.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Kesultanan Pontianak: Perjalanan Melawan Kolonialisme
Selain itu, munculnya kerajaan-kerajaan lain di Kalimantan seperti Kesultanan Pontianak dan Kesultanan Matan semakin menggerogoti kekuasaan Tanjungpura.
Pada akhirnya, kerajaan ini kehilangan kekuatan politiknya dan menjadi wilayah yang dikendalikan oleh Belanda.
Peninggalan Sejarah dan Warisan Budaya