PAGAR ALAM, PAGARALAMPOS.COM – Penemuan mikro-organisme yang hidup di dalam batu berusia lebih dari 2 miliar tahun telah mengejutkan dunia ilmiah.
Penemuan ini memiliki potensi untuk mengubah pemahaman yang ada tentang evolusi kehidupan di Bumi.
Studi tersebut baru-baru ini dipublikasikan dalam jurnal Microbial Ecology, dan informasi ini kemudian dikutip oleh Futurism.
Dalam artikel tersebut, para peneliti menjelaskan bahwa mikroba yang ditemukan di batu kuno tersebut masih hidup, yang menjadikannya penemuan mikro-organisme tertua yang diketahui.
BACA JUGA:Masih Jadi Misteri! Benarkah Sacsayhuamán jadi Bukti Prasejarah Peradaban Manusia di Zaman Batu?
Siaran pers yang berkaitan dengan penelitian ini menyebutkan bahwa ini adalah mikroba hidup pertama yang ditemukan di batu paling tua di dunia.
Sebelum penemuan ini, lapisan geologi tertua yang diketahui masih dihuni oleh mikro-organisme hidup berusia sekitar 100 juta tahun dan terkubur di bawah dasar laut.
Namun, penemuan mikroba berusia 2 miliar tahun ini menunjukkan bahwa kehidupan mungkin telah bertahan dalam kondisi ekstrim jauh lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Penemuan ini dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Yohey Suzuki, seorang peneliti dari Graduate School of Science di University of Tokyo.
BACA JUGA:Diduga Berusia 30.000 Tahun! Sacsayhuamán Jadi Bukti Adanya Zaman Batu
Suzuki sendiri mengakui bahwa penemuan tersebut sangat mengejutkan.
Menurutnya, tidak ada yang menyangka bahwa batu dengan usia 2 miliar tahun masih dapat mendukung kehidupan.
Hingga saat ini, komunitas ilmiah hanya mengetahui tentang mikro-organisme hidup yang ditemukan di lapisan geologi jauh lebih muda, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yakni batu yang berusia sekitar 100 juta tahun.
Penemuan ini menjadi sangat signifikan karena bertentangan dengan pemahaman umum tentang bagaimana dan di mana kehidupan dapat bertahan.
BACA JUGA:Jadi Bukti Peradaban Manusia di Zaman Batu! Arkeolog Berhasil Temukan Benteng Prasejarah di Serbia