Sebelumnya, ada anggapan bahwa batuan yang berusia miliaran tahun sudah terlalu tua dan keras untuk dapat menyediakan kondisi yang mendukung kehidupan mikro-organisme.
Namun, mikroba yang ditemukan di dalam batu tersebut tampaknya mampu bertahan dalam kondisi yang sangat keras selama periode waktu yang luar biasa panjang.
Penemuan mikro-organisme di batuan kuno ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang daya tahan kehidupan di Bumi, tetapi juga membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut tentang ekosistem purba dan evolusi kehidupan.
Dengan adanya mikroba yang masih hidup di batu berusia 2 miliar tahun, para peneliti dapat menggali lebih dalam tentang seperti apa kehidupan miliaran tahun yang lalu, serta bagaimana ekosistem mikro-organisme ini dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama.
BACA JUGA:Mengungkap Jejak Peradaban Kuno: Rancangan Bangunan Misterius dari Era Zaman BatuTemuan ini memungkinkan para ilmuwan untuk menjelajahi hubungan antara kehidupan primitif dan bagaimana kehidupan tersebut berkembang di Bumi hingga hari ini.
Sebagai referensi, teori evolusi yang diterima secara luas saat ini menyatakan bahwa kehidupan pertama kali muncul di Bumi sekitar 3,5 miliar tahun lalu. Ini berdasarkan bukti fosil dan jejak kimia yang ditemukan dalam batuan purba.
Sementara itu, manusia baru muncul sekitar beberapa ratus ribu tahun yang lalu, yang menunjukkan bahwa kehidupan telah berevolusi dalam skala waktu yang sangat panjang.
Namun, temuan terbaru ini menantang beberapa asumsi tentang bagaimana kehidupan awal di Bumi berkembang dan bertahan selama periode waktu yang lama.
BACA JUGA:Mengungkap Rancangan Bangunan Misterius Manusia di Zaman Batu
Mikro-organisme yang ditemukan dalam batu berusia 2 miliar tahun ini juga memberikan pandangan baru tentang daya tahan kehidupan di lingkungan yang ekstrem.
Kondisi batuan purba yang sangat keras dan dalam ini menunjukkan bahwa kehidupan bisa bertahan di tempat-tempat yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Ini juga dapat memberikan wawasan penting bagi para astrobiolog yang mempelajari kemungkinan keberadaan kehidupan di planet lain.
Jika kehidupan mikroba bisa bertahan dalam kondisi yang sangat keras di Bumi, maka ada kemungkinan bahwa kehidupan serupa juga dapat bertahan di lingkungan keras seperti Mars atau satelit es di tata surya kita.
BACA JUGA:Prasasti Kuno Berusia 30.000 Tahun, Mengguncang Pemahaman Zaman Batu di Sacsayhuamán
Penemuan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana mikro-organisme tersebut dapat tetap hidup dalam jangka waktu yang begitu panjang.
Apakah mereka hidup dalam kondisi dorman selama jutaan tahun, atau apakah mereka berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka dan terus berkembang biak secara perlahan selama jutaan tahun tersebut?