PAGARALAMPOS.COM - Kesultanan Bone merupakan salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Sulawesi Selatan.
Sejarahnya yang panjang mencerminkan perjalanan sosial, politik, dan budaya masyarakat Bugis yang hidup di wilayah tersebut.
Nama "Bone" sendiri memiliki arti penting yang tidak hanya menggambarkan lokasi geografis kerajaan, tetapi juga kekuatan dan kekuasaan yang pernah diraih oleh para rajanya.
Asal-usul Nama Bone
Nama "Bone" diambil dari kata dalam bahasa Bugis yang berarti "tempat yang rendah" atau "lembah."
BACA JUGA:Mengenal Kesultanan Bima: Peranannya dalam Sejarah dan Budaya Indonesia Timur
Secara geografis, wilayah kerajaan ini memang terletak di dataran rendah yang subur, dikelilingi oleh bukit-bukit yang membentuk lembah luas.
Pemilihan nama ini mencerminkan keterikatan masyarakat Bugis dengan alam dan lingkungannya, yang mana mereka menggantungkan hidup dari pertanian dan sumber daya alam yang ada.
Seiring berjalannya waktu, nama Bone menjadi identik dengan kekuasaan dan prestasi.
Kerajaan ini dikenal sebagai salah satu kekuatan besar di Sulawesi Selatan dan memainkan peran penting dalam perpolitikan regional pada abad ke-16 hingga ke-19.
BACA JUGA:Kesultanan Berau: Sejarah, Kemakmuran, dan Warisan Budaya di Kalimantan Timur
Berdirinya Kerajaan Bone
Kesultanan Bone didirikan pada abad ke-14 oleh seorang bangsawan Bugis bernama Manurungnge ri Matajang.
Pada masa awal pendiriannya, Bone masih merupakan kerajaan kecil yang dipimpin oleh seorang raja atau "Arung."
Namun, kerajaan ini mulai tumbuh dan berkembang pesat pada masa pemerintahan Raja Bone yang ketujuh, yaitu La Tenri Ruwa, yang dikenal juga sebagai Arung Palakka.