BACA JUGA:Gokil! PSBS Biak Resmi Sabet Kampiun Liga 2 Pegadaian Usai Menang Telak Atas Semen Padang!
Nama pabrik itu, NV Nederland Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM) yang kini dikenal Semen Padang.
Dasar hukum NIPCM adalah akta notaris Johannes Piter Smits No.358 yang berkedudukan di Amsterdam tanggal 18 Maret 1910.
Dalam catatan sejarawan Mestika Zed dalam Indarung - Tonggak sejarah industri semen Indonesia (2001), diketahui dua tahun setelah beroperasi, NIPCM langsung cuan 2 juta gulden.
Keberadaan NIPCM juga berhasil membentuk kawasan ekonomi baru di Sumatera Barat. Banyak wilayah baru bermunculan di kawasan sekitar NIPCM.
Eksistensi NIPCM terus berlanjut di masa pendudukan Jepang dan kemerdekaan Indonesia. Pada 1957, NIPCM dinasionalisasi oleh Presiden Soekarno.
Perusahaan berubah nama menjadi Semen Padang. Dari peran sejarahnya, NIPCM bukan hanya sekedar pabrik semen bisa. Pabrik ini merupakan bagian dari sejarah modernisasi di Sumatera Barat bahkan Indonesia.
Berbagai bangunan ikonik di Indonesia, seperti Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Gedung MPR/DPR di Senayan, Jembatan Semanggi, bangunan Bursa Efek Indonesia, menara Jamsostek, Hotel Indonesia.
Dan puluhan gedung pencakar langit lainnya di kawasan Pusat Bisnis Sudirman (SCBD) Jakarta, dibangun menggunakan semen dari Semen Padang.
8. Sampoerna (1913)
Merek rokok satu ini merupakan perusahaan rokok generasi awal di Indonesia. Sampoerna didirikan oleh Liem Seeng Tee pada 1913 dengan nama Handel Maatschappij Liem Seeng Tee.
Produk andalan Sampoerna adalah Djie Sam Soe. Penamaan Djie Sam Soe diambil dari pelafalan nomor "2 3 4" dalam bahasa China. Karena enak dihisap, Djie Sam Soe dalam sekejap laris-manis di pasaran.
Saking tingginya permintaan, Sampoerna sampai menarik ribuan pegawai untuk melinting rokok. Puncak kejayaan Sampoerna baru terjadi di tahun 1940.
Ketika saat itu sukses memproduksi 3 juta batang rokok per minggu. Kini, Sampoerna masih eksis sebagai salah satu produsen rokok di Indonesia.
9. Kapal Api (1927)