Jejak Awal Palembang: Bukit Siguntang dan Sejarah Agama Sriwijaya

Rabu 14-08-2024,20:55 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Bukit Siguntang, yang terletak 26 meter di atas permukaan laut, memiliki peranan penting dalam memahami peradaban yang pernah berkembang di wilayah tersebut selama berabad-abad.

Dalam catatannya, Retno Purwati Nadeak menyoroti keberadaan peradaban Sriwijaya serta signifikansi Bukit Siguntang sebagai saksi awal kelahiran Palembang modern.

Retno berkontribusi pada jurnal Forum Arkeologi dengan artikel berjudul "Bukit Siguntang: Peranannya dalam Agama Buddha pada Era Sriwijaya," yang diterbitkan pada tahun 2016.

Buku sejarah Melayu mengonfirmasi eksistensi Bukit Siguntang serta memberikan gambaran mengenai sejarahnya, yang mencerminkan peradaban Palembang.

"Buku ini juga menceritakan tentang kehadiran makhluk setengah dewa di Bukit Siguntang, yang kemudian diwariskan kepada raja-raja Melayu di Sumatera dan Semenanjung Malaya," jelas Retno.

Di kalangan arkeolog, Bukit Siguntang dikenal sebagai situs keagamaan, dengan penemuan fondasi bangunan batu bata kuno serta patung Buddha granit berukuran besar.

Selain itu, ditemukan berbagai patung Buddha kecil, pecahan tembikar, dan artefak dari Dinasti Tang yang berasal dari abad ke-7 hingga ke-10, bertahan hingga abad ke-7 hingga ke-14 M,” tambahnya.

Bukit Siguntang terkait erat dengan penemuan arkeologi, yang menghubungkannya dengan kerajaan Sriwijaya dan statusnya sebagai situs keagamaan, khususnya bagi agama Buddha.

Situs ini dulunya merupakan tempat ziarah bagi umat Buddha dan hingga kini masih menjadi bagian dari budaya masyarakat modern Palembang.

Situs ini juga diasosiasikan dengan kelahiran raja-raja yang kemudian memerintah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Patani di Thailand selatan.

Bukit dengan taman dan pepohonan besar ini diduga juga sebagai lokasi pemakaman raja-raja Malaya.

Di puncak bukit terdapat tujuh makam yang dipercaya penduduk setempat sebagai tempat peristirahatan raja, bangsawan, dan pejuang Melayu Sriwijaya.

"Pada masa Sultan Mahmud Badaruddin bin Sultan Bahauddin, Bukit Siguntang pernah digunakan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi warga yang mencari perdamaian," tambahnya.

J.L. Van Sevenhoven menyebut dalam catatan Retno bahwa tempat pengambilan sumpah tersebut adalah makam Raja Brester Aram.

Kategori :