Jadi ini memperlihatkan kebanggaan dan penghargaan terhadap bendera," tuturnya. Sejak saat itu, bendera pusaka merah putih dikibarkan di halaman Istana Merdeka, Jakarta
Bendera tersebut juga digunakan pada upacara peringatan HUT RI setiap 17 Agustus sampai pada tahun 1968.
Duplikat bendera pusaka Asvi menjelaskan bendera pusaka merah putih yang dijahit Fatmawati Soekarno terkahir kali dikibarkan di halaman Istana Merdeka Jakarta pada 1968.
Setelah itu, bendera diistirahatkan karena kondisinya yang sudah tidak memungkinkan untuk dikibarkan.
Antara lain karena warnanya sudah memudar dan mengalami penyusutan karena sudah dikibarkan selama belasan tahun.
Karena kondisinya yang sudah tak memungkinkan lagi untuk dikibarkan dan warnanya juga sudah sedikit berubah," kata Asvi.
"Kemudian tahun 1969 untuk pertama kalinya dibuat duplikat bendera pusaka itu dan kemudian dibagikan ke seluruh gubernur di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Duplikat bendera merah putih itu kemudian dikibarkan di halaman Istana Merdeka sejak 1969 hingga 1984.
Lalu setelah itu dibuat duplikat kedua dari bendera pusaka merah putih yang dipakai sejak 1985 hingga 2014. Setelahnya dibuat lagi duplikat yang ketiga dari bendera pusaka merah putih itu.
BACA JUGA:Kisah Perjuangan Masyarakat Pagar Alam Melawan Penjajah Sebelum Kemerdekaan Indonesia
"Dan sekarang duplikat yang keempat. Karena setelah sekian tahun ya, bendera itu tentunya sudah, warnanya tentu sudah memudar dan lain-lain," katanya.
Lebih lanjut Asvi menjelaskan ada makna tersendiri dari kegiatan kirab duplikat bendera pusaka dari Monas menuju ke IKN pada Sabtu itu. Yakni menguatkan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia.
Terlebih beberapa hari lalu bendera merah putih telah berkibar di Olimpiade Paris saat para atlet Indonesia meraih medali emas dan perunggu.
"Ini peristiwa yang diadakan, yang sekali lagi membangkitkan nasionalisme kita. Kita juga tahu bahwa di Olimpiade ketika kita peroleh medali itu diperdengarkan lagu Indonesia Raya dan bendera merah putih itu dikibarkan," ungkap Asvi.