Dulu, warga biasa mengumpulkan pecahan keramik kuno itu untuk dijual kepada pembeli yang datang dengan harga Rp 4.000 per kilogram.
Menurut penuturan pembeli, pecahan keramik itu akan dilebur untuk dibuat keramik baru di Pulau Jawa. ”Namun, sekarang sudah tak lagi ada yang beli,” kata Sarini. (*)