PAGARALAMPOS.COM - Tim pelaksana ekskavasi Kerajaan Sriwijaya dari Balai Arkeologi Palembang menimbun kembali lubang ekskavasi di Kompleks Pemakaman Gede Ing Suro, di Kota Palembang, Sumatera Selatan, seusai penelitian.
Penimbunan dimaksudkan untuk melindungi temuan yang masih ditinggal di bawah. Timbunan itu juga ditandai agar dapat dilanjutkan pada masa mendatang.
Penelitian yang berlangsung sekitar 10 hari itu baru menembus lapisan peradaban yang diduga lebih muda dari masa Kerajaan Sriwijaya, yakni abad ke-7 hingga ke-13.
Kerajaan Sriwijaya memiliki banyak warisan budaya yang berharga, tetapi masih minim penelitian. Diperlukan ekskavasi berkelanjutan guna mengungkap peninggalan yang masih tersembunyi dari kerajaan yang hidup pada abad ke-7 sampai ke-13 Masehi itu.
BACA JUGA:Sejarah Kerajaan Sriwijaya, Dahulunya Menguasai Perdagangan di Selat Malaka dan Sunda
Koordinator Tim Ekskavasi Pusat Kerajaan Sriwijaya Balai Arkeologi (Balar) Palembang, Tri Marhaeni, di Palembang, Rabu (3/12), mengatakan, banyak situs di Kota Palembang yang sangat berpotensi mengandung peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Akan tetapi, hingga kini kawasan itu masih minim diekskavasi atau bahkan baru disurvei.
Ekskavasi Situs Gede Ing Suro, misalnya, baru tiga kali sejak dilakukan sekitar tahun 1937, 1985, dan sekarang.
"Begitu juga dengan Situs Bukit Siguntang, yang baru dua kali. Situs Kambang Unglin baru survei saja, padahal banyak temuan manik-manik di sana,” paparnya.
BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah: 4 Suku Jambi yang Konon Berasal dari Pengaruh Sriwijaya dan Minangkabau
Selama 20 November hingga 1 Desember 2014, Balar Palembang dengan dukungan dana dari Pemerintah Provinsi Sumsel melakukan ekskavasi pusat Kerajaan Sriwijaya di tiga lokasi.
Yaitu di Bukit Siguntang, halaman Museum Mahmud Badaruddin II Palembang, dan kompleks pemakaman Ki Gede Ing Suro.
Penggalian arkeologis di tiga lokasi ini ditimbun kembali pada Senin, seiring berakhirnya waktu penelitian.
Galian ekskavasi ditimbun untuk melindungi temuan-temuan yang belum diangkat. Setelah ditimbun, situs itu ditandai agar dapat digali lagi pada masa mendatang.!break!