Warisan Budaya Kerajaan Banjar: Upaya Pelestarian Tradisi dan Identitas Sejarah

Minggu 28-07-2024,11:53 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Kalimantan Selatan, sebuah provinsi dengan sejarah yang kaya, memiliki Kesultanan Banjar sebagai salah satu kerajaan Islam terkemuka di Pulau Kalimantan.

Didirikan pada abad ke-16, kesultanan ini merupakan hasil penyatuan Kerajaan Bandarmasih (Banjarmasin) dan Kerajaan Negara Daha di kawasan tersebut.

Pendiri pertama kesultanan ini, Raden Samudra, dikenal dengan gelar Sultan Suriansyah, menandai awal dari era kejayaan dalam politik, ekonomi, dan budaya Kalimantan pada masa itu.

Pada abad ke-17, Kesultanan Banjar mencapai puncak kejayaannya sebagai pusat perdagangan lada yang sangat diminati oleh negara-negara Eropa, khususnya Belanda dan Inggris.

Perdagangan lada menjadi sektor utama ekonomi kerajaan ini, dengan jaringannya meluas hingga berbagai kerajaan dan negara di Asia seperti Aceh, Mataram, Banten, Johor, Cina, India, dan Siam.

Kesultanan Banjar menguasai hampir seluruh wilayah Kalimantan dan beberapa kerajaan bawahan seperti Sukadana, Kotawaringin, Tanjungpura, Sambas, Landak, dan Mempawah.

Namun, kejayaan tersebut terganggu oleh kedatangan Belanda pada abad ke-17. Tertarik dengan perdagangan lada, Belanda menjalin perjanjian dagang dengan Kesultanan Banjar, tetapi sering kali perjanjian tersebut merugikan Banjar, dengan adanya usaha monopoli dagang dan campur tangan dalam urusan domestik.

Konflik antara Belanda dan Kesultanan Banjar berlanjut lebih dari dua abad, hingga akhirnya Banjar menyerah setelah perlawanan keras.

Mempelajari sejarah Kesultanan Banjar memberikan wawasan yang mendalam tentang peradaban Islam di Nusantara dan menunjukkan pentingnya keberagaman budaya dalam hubungan internasional.

Kehancuran kesultanan ini juga mengajarkan tentang dampak kolonialisasi terhadap masyarakat lokal, mempengaruhi dinamika sosial-politik dan ekonomi di Kalimantan Selatan.

Dengan warisan budaya yang berharga, Kesultanan Banjar menekankan pentingnya pelestarian dan pemahaman terhadap warisan budaya untuk masa depan Kalimantan Selatan.

Memahami perjalanan panjang kesultanan ini memberi perspektif baru tentang perkembangan suatu wilayah dalam konteks globalisasi dan interaksi antarbudaya, serta mengajarkan pentingnya menghargai dan menjaga keberagaman budaya dalam masyarakat untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Kategori :