PAGARALAMPOS.COM - Gunung Gandangdewata, terletak di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, merupakan salah satu keajaiban alam dengan ketinggian 3.037 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Ini menjadikannya gunung tertinggi kedua di Sulawesi, setelah Gunung Latimojong. Dengan pemandangan yang luar biasa dan kisah-kisah mitos yang menyertainya, gunung ini menjadi tujuan mendaki yang menarik dan penuh tantangan.
Titik Awal Pendakian
Pendakian Gunung Gandangdewata dimulai dari dua jalur utama. Pertama, dari Desa Paku yang terletak di sisi barat pada ketinggian sekitar 805 mdpl.
Perjalanan menuju desa ini memakan waktu sehari penuh dari Mamuju, dan jalur pendakian ini membutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk mencapai puncak, serta dua hari untuk turun.
Jalur kedua dimulai dari Desa Kampung Baru, terletak di sisi selatan/timur dengan ketinggian sekitar 1.230 mdpl.
Dari Mamasa, perjalanan menuju desa ini dapat ditempuh dalam 30 menit dengan menggunakan ojek. Kedua rute tersebut menawarkan tantangan dan lanskap yang berbeda.
Hutan Gunung Gandangdewata
Gunung Gandangdewata memiliki dua zona hutan utama: hutan pegunungan bawah (1.500-2.400 mdpl) dan hutan pegunungan atas (2.400-3.000 mdpl).
Di hutan pegunungan bawah, pohon-pohon tinggi dan epifit seperti anggrek tumbuh dengan subur, serta berbagai jenis pohon seperti Lithocarpus, Castanopsis, dan Coniferae.
Sementara di hutan pegunungan atas, vegetasi lebih pendek dengan banyak tumbuhan dari keluarga Ericaceae, termasuk Rhododendron.
Gunung ini memiliki 24 jenis Rhododendron, 19 di antaranya merupakan endemik Sulawesi.
Mitos dan Legenda
Selain keindahan alamnya, Gunung Gandangdewata juga dikenal karena mitos dan legenda yang menyertainya.
Salah satu cerita menyebutkan bahwa gunung ini dulunya merupakan dataran terendah di Sulawesi, dengan sebuah batu berbentuk perahu di puncaknya yang dipercaya milik seorang putri raja.