Sejarah Ketangguhan KRI Dewaruci, Pelayaran di Jalur Rempah Kuno

Rabu 03-07-2024,20:21 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

Presiden Sukarno mengatakan dalam kata pengantar buku ini: Hal ini dimungkinkan hanya karena ia dijiwai dengan patriotisme dan kepahlawanan. Itu berasal dari penderitaan rakyat kami dan misi mulia nenek moyang kami.

BACA JUGA:PT Palindo Marine Lakukan First Keel Laying Kapal Hidro-Oseanografi Ocean Going Pesanan TNI AL

Sementara itu, Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan Jenderal TNI A.H. Nasution menyatakan, ``Semboyan ``Angkat impianmu setinggi langit'' juga mengharuskan kita menjaga keseimbangan dengan tetap menjejakkan kedua kaki di dasar laut.''

Sejarah juga mengajarkan kita bagaimana mengendalikan laut. Ini merupakan prasyarat yang sangat penting bagi negara Indonesia yang bersatu.

Yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Roti," kata Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Artati Marzuki Sudirdjo dalam kata sambutannya. 

Kurang dari sepuluh hari, kapal layar itu tiba di ujung barat Nusantara. Awak kapal yang turut dalam pelayaran itu berjumlah 110 orang, 78 di antaranya adalah kadet.

BACA JUGA:Tunggu Perintah Misi Kemanusian, TNI AL Siapkan Kapal Rumah Sakit KRI Dr Radjiman Wedyodiningrat 992 ke Palest

Kowaas berkisah, "Tanggal 14 Maret 1964 kami sandar di Sabang dengan selamat." Kemudian ia melanjutkan menulis, "puku 14.00, tanggal 16 Maret 1964. Seluruh anak buah Dewaruci berdiri rapih, tersusun dalam barisan diatas geladak." 

Keberangkatan KRI Dewaruci diberkati oleh seorang sepuh asal Makassar, namanya Pakih, seorang yang kurus dan berjenggot putih.

Ia adalah warga Sabang, namun sejatinya berasal dari Sulawesi Selatan. Sebagai generasi yang mewarisi tradisi laut, ia mulai berlayar semenjak remaja.

Pakih muda telah melayari segara dari Makassar hingga mencapai pulau paling barat di kepulauan kita.

BACA JUGA:Kisah KRI Slamer Riyadi 352, Kapal Senjata Frigat Tercanggih TNI AL di Zamannya

"Masih kuat nampaknya kalau dibandingkan dengan terkaan kita sepintas lalu tentang djumlah tahun yang telah dilaluinya.

Katakanlah 75 tahun. Atau 80 tahun. Tapi itu adalah terkaan yang sangat jauh meleset ." Kowaas mengungkapkan dengan yakin bahwa Pakih berusia 164 tahun!

Jelang KRI Dewaruci bertolak dari Sabang, "Pak Pakih dengan rela dan bangga telah merestui KRI Dewaruci dengan seluruh anak buahnja, merestuinya dengan doa penolak bala, dan sebagainja," tulisnya. "Dan berhamburanlah beras kuning dan tepung tawar."

Kowaas mengungkapkan rona wajah orang sepuh itu, "Bahagia, adalah kata jang tepat untuk melukiskan perasaan beliau pada waktu itu." 

Kategori :